Lilpjourney.com | Kisah Inspiratif Arky Gilang Wahab – Di tempat tinggal saya, di Banjarmasin, sampah adalah salah satu masalah lingkungan yang belum ditangani secara maksimal. Salah satu bukti belum diperhatikannya pengelolaan sampah di Banjarmasin bisa dilihat dari minimnya tempat-tempat pembuangan sampah yang disediakan oleh Pemprov setempat.
Untuk membuang sampah, saya sendiri biasanya harus pergi ke tempat pembuangan sampah yang lokasinya berjarak nyaris 4 km dari rumah. Ini adalah Tempat Pembuangan Sampah (TPS) terdekat yang bisa saya jangkau dari rumah.
Jauhnya lokasi TPS membuat masyarakat kerap enggan membuang sampah ke TPS, dan lebih memilih membuang sampah di sekitar rumahnya untuk kemudian dibakar.
Meski tidak sedikit pula masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan, dan lebih memilih membuang sampah di bantaran sungai atau langsung ke aliran sungai.
Hal ini masih sering dilakukan oleh masyarakat di Banjarmasin karena di wilayah ini masih banyak aliran sungai yang airnya mengalir cukup lancar. Sehingga dianggap sebagai solusi praktis untuk membuang sampah.
Padahal, seperti yang kita tahu, sampah-sampah yang dibuang di aliran sungai tersebut, jika tidak berakhir di sawah-sawah di hilir, pasti akan berakhir di laut.
Meski di sejumlah tempat sudah ada tukang ambil sampah yang dibayar secara bulanan, namun tempat-tempat yang dilayani masih sangat terbatas.
Selain masih sangat terbatas, biaya bulanan untuk urusan sampah ini juga kadang-kadang menjadi masalah tersendiri karena tidak semua keluarga mau mengeluarkan uang untuk iuran buang sampah bulanan.
Bagaimana dengan di daerah kalian? Apa yang kalian lakukan untuk mengelola sampah? Apakah kalian sudah mulai memilah sampah dari rumah?
Permasalahan sampah ini membuat saya iseng-iseng searching di website tentang cara mengelola sampah agar tidak menjadi masalah. Dari sekian banyak artikel yang saya baca, salah satunya adalah kisah inspiratif tentang seorang pemuda asal Banyumas yang sukses membuat program sistem konversi limbah organik.
Dan hebatnya, program sistem konversi limbah organik yang diciptakannya tidak hanya menjadi solusi bagi pemerintah Banyumas, tapi juga bisa menjadi solusi untuk menciptakan ketahanan pangan bagi masyarakat luas.
Fakta itulah yang membuatnya, mendapatkan apresiasi sebagai salah satu finalis pada ajang SATU Indonesia Award 2021 ke-12 yang diselenggarakan oleh PT Astra International Tbk. Bagaimana kisahnya?
Mengenal Sosok Arky Gilang Wahab
Seperti di daerah saya, di mana sampah masih menjadi masalah lingkungan yang tak berkesudahan, ini juga merupakan masalah klasik yang masih sering dihadapi oleh sebagian besar masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Tidak terkecuali di desa Banjaranyar yang terletak di kabupaten Banyumas, asal Arky Gilang Wahab.
Di sudut-sudut desa Banjaranyar, sebuah desa yang terletak di Kabupaten Banyumas, telah menjadi saksi bisu dari permasalahan sampah yang dihadapi oleh warga setempat.
Masalah tumpukan sampah yang semakin meluas yang berpotensi mencemari lingkungan sekitar, dampaknya sangat dirasakan oleh warga sekitar, terutama, akibat bau tak sedap dan masalah kesehatan yang ditimbulkannya.
Beruntung, di tengah kelamnya permasalahan sampah ini, terbitlah sinar harapan melalui tindakan seorang pria luar biasa yang oleh masyarakat sekitarnya dikenal dengan nama Arky Gilang Wahab.
Arky Gilang Wahab adalah seorang warga Banjaranyar yang memiliki tekad kuat untuk mengatasi masalah sampah yang telah mengganggu kehidupan sehari-hari warga desanya.
Ia merasa terpanggil untuk menciptakan solusi yang lebih baik. Bersama adik iparnya, Arky mulai menjalankan program budidaya maggot sebagai solusi inovatif untuk menanggulangi masalah tumpukan sampah ini.
Proses produksi budidaya maggot yang dilakukan oleh Arky adalah salah satu langkah revolusioner dalam mengelola sampah.
Awalnya, sampah yang datang ke tempat pengolahannya adalah campuran sampah organik dan anorganik. Sampai ini nantinya akan dimasukkan ke dalam mesin pemilah sampah otomatis. Tapi sebelum itu, terlebih dahulu sampah-sampah yang keras dan bila punya nilai jual akan diambil secara manual.
Setelah melewati proses tersebut sampah campuran organik dan non-organik tersebut kemudian akan dimasukkan ke dalam mesin pemilah otomatis. Mesin ini sendiri memiliki kapasitas yang mengesankan menurut saya, karena mampu memilah 3 s/d 5 kubik sampah per jam.
Setelah proses pemilahan selesai, sampah organik yang dihasilkan digunakan sebagai pakan untuk maggot.
Maggot sendiri adalah sebutan untuk larva dari lalat BSF (Black Soldier Fly). Di tangan Arky, maggot adalah komoditas berharga yang bisa dijual kepada petani ikan dan peternak unggas sebagai pakan alternatif. Karena kandungan protein pada maggot yang sangat tinggi (lebih dari 30%).
Tidak hanya sebagai sumber pakan, maggot juga memiliki peran penting dalam menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi.
Pupuk yang terbuat dari maggot ini berperan besar dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan peternakan. Pupuk organik yang dihasilkan dari olahan maggot memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan pelet ternak biasa atau pupuk kimia.
Produk ini lalu dijual kepada petani setempat untuk memberikan manfaat ganda dalam bentuk pengelolaan sampah yang efisien dan peningkatan hasil pertanian yang berkualitas.
Alasan Arky Memilih Magot untuk Mengelola Sampah
Salah satu keunggulan budidaya maggot yang paling mencolok adalah kemampuannya untuk mengonsumsi sampah organik dalam jumlah besar, dan dalam waktu yang relatif singkat.
Seekor maggot mampu memangkas dua hingga lima kilogram sampah organik setiap harinya. Fakta tersebut membuatnya menjadi solusi yang sangat efisien untuk mengatasi masalah sampah dan meminimalkan dampak negatifnya pada lingkungan.
Dampak Ekonomi dari Program Sistem Konversi Limbah Organik
Program Sistem Konversi Limbah Organik melalui budidaya maggot yang diterapkan oleh Arky Gilang Wahab telah membawa dampak ekonomi yang positif dalam pengelolaan sampah di Banyumas.
Dalam perkembangannya, program ini tidak hanya berhasil mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga memberikan kontribusi finansial yang signifikan kepada berbagai pihak.
Misalnya, karyawan hingga anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) telah merasakan dampak ekonomi langsung dari program ini. Mereka termasuk dalam jaringan penerima manfaat yang melibatkan pengguna pupuk organik yang dihasilkan oleh Arky.
Kelompok petani dan kelompok budidaya ikan menjadi pihak lain yang merasakan manfaat dari adanya produk pupuk organik berkualitas tinggi ini.
Arky selaku pemimpin program ini mengakui bahwa dampak finansial yang dirasakannya pribadi masih belum terlalu besar. Pasalnya, keuntungan yang diperoleh dari program ini lebih banyak ia gunakan untuk berinvestasi dalam memperbesar dan meningkatkan skala produksi.
Hal ini menunjukkan komitmen Arky untuk menjaga kelangsungan program budidaya maggot dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Meskipun aspek lingkungan menjadi fokus utama program ini, dampak positifnya pada perekonomian lokal tidak boleh diabaikan.
Dengan mengelola sebagian dari 600 ton sampah organik yang dihasilkan setiap hari di Banyumas, program budidaya maggot telah membantu menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan memberikan solusi ekonomi yang berkelanjutan.
Ini adalah contoh nyata bagaimana pendekatan inovatif dalam pengelolaan sampah dapat berdampak positif pada masyarakat dan ekonomi setempat.
Arky Gilang Wahab Diganjar “SATU Indonesia Award 2021”
Kerja keras dan keikhlasan Arky Gilang Wahab dalam menjawab tantangan permasalah sampah di daerahnya, secara tak langsung telah menasbihkan ia sebagai “pahlawan lingkungan.”
Atas usahanya yang luar biasa dalam menciptakan program Sistem Konversi Limbah Organik untuk Menciptakan Ketahanan Pangan di Indonesia membuat PT Astra International Tbk tak ragu mendapuknya sebagai salah satu finalis “SATU Indonesia Award 2021.”
Penghargaan ini adalah pengakuan dan apresiasi yang layak baginya, mengingat peran penting yang telah dimainkannya dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan menciptakan dampak positif di masyarakat.
Penutup
Arky Gilang Wahab adalah contoh nyata seorang individu yang mampu mengubah masalah lingkungan menjadi peluang besar dengan inovasi dan tekad yang kuat.
Sebelumnya, dia telah mencoba metode composing untuk mengurai sampah di lingkungannya. Meskipun metode ini efektif dalam mengurai sampah, Arky pada akhirnya memilih beralih ke budidaya maggot. Keputusan ini diambil karena dia menyadari bahwa metode composing membutuhkan lahan yang luas dan waktu yang lebih lama.
Saya pribadi sangat terinspirasi dengan kisah sukses Arky Gilang Wahab yang sukses menggerakkan program Sistem Konversi Limbah Organik di atas. Semoga kisah inspiratif ini dapat mengilhami banyak orang untuk mengambil tindakan serupa dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup kita semua.
Sumber:
- https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/penggerak-program-sistem-konversi-limbah-organik-untuk-ciptakan-ketahanan-pangan/
- https://www.kompasiana.com/rakyatjelata/638084954addee3ff6448762/arky-gilang-wahab-sukses-mengolah-sampah-organik-dan-budidaya-maggot-black-soldier-fly
- https://kumparan.com/julz-kurniawan/arky-gilang-wahab-ubah-sampah-jadi-rupiah-dengan-budi-daya-maggot-1zOA0wHtXyF
- https://www.mongabay.co.id/2020/03/17/maggot-bahan-pakan-ikan-alternatif-yang-murah-dan-mudah/
One Reply to “Kisah Inspiratif Arky Gilang Wahab Menciptakan Ketahanan Pangan Via…”