Lilpjourney.com | Keuangan – Investasi kripto semakin digemari di berbagai kalangan. Mulai dari investor ritel hingga perusahaan besar, semua berlomba-lomba mencari keuntungan di dunia aset digital. Di antara berbagai pendekatan, dua strategi yang paling menonjol adalah HODL (Hold On for Dear Life) dan trading aktif. Keduanya memiliki karakteristik berbeda dan tentunya cocok untuk tipe investor yang berbeda pula. Namun, pertanyaan pentingnya adalah: mana strategi investasi kripto yang lebih menguntungkan? Mari kita bahas secara lebih dalam.
HODL: Strategi untuk Investor Jangka Panjang
Strategi HODL dikenal sebagai pendekatan pasif, di mana investor membeli aset kripto seperti Bitcoin dan menyimpannya dalam jangka panjang, tanpa terpengaruh oleh fluktuasi jangka pendek. Para pengikut HODL percaya bahwa nilai aset digital akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan, sehingga lebih baik disimpan daripada dijual buru-buru.
Strategi ini sangat cocok bagi mereka yang tidak memiliki waktu untuk memantau pasar setiap hari. Investor Indonesia, misalnya, cukup memantau nilai btc idr secara berkala untuk mengetahui sejauh mana keuntungan dari investasi jangka panjang tersebut berkembang.
Trading: Menangkap Peluang dalam Fluktuasi Harga
Di sisi lain, strategi trading aktif membutuhkan pemantauan pasar yang lebih intensif. Para trader mencari keuntungan dari pergerakan harga jangka pendek, baik harian maupun mingguan. Mereka menggunakan analisis teknikal, membaca pola grafik, dan mengambil keputusan cepat saat pasar bergerak.
Meski berisiko lebih tinggi, strategi ini bisa memberikan keuntungan besar dalam waktu singkat jika dilakukan dengan analisis dan manajemen risiko yang tepat. Namun, karena sifatnya yang spekulatif, trading cenderung memerlukan lebih banyak waktu, energi, dan pengalaman.
Strategi Perusahaan: Tidak Sekadar Cuan, Tapi Juga Patuh Regulasi
Ketika perusahaan mulai melibatkan aset kripto dalam transaksi atau investasi, pendekatannya menjadi lebih kompleks. Apakah perusahaan harus memilih strategi HODL untuk mempertahankan aset, atau justru trading demi keuntungan jangka pendek?
Jawabannya bukan hanya soal potensi keuntungan, tetapi juga menyangkut kepatuhan terhadap regulasi. Perusahaan wajib memenuhi standar KYC (Know Your Customer) dan AML (Anti-Money Laundering), apapun strategi yang mereka pilih. Apalagi, transaksi kripto oleh perusahaan biasanya akan diperiksa secara ketat dalam laporan keuangan.
Oleh karena itu, kehadiran kantor akuntan publik sangat penting dalam proses audit tahunan. KAP akan menilai bagaimana perusahaan mencatat aset digital, mengevaluasi kepatuhan terhadap prosedur KYC dan AML, serta memastikan bahwa setiap strategi—baik HODL maupun trading—dijalankan dengan tanggung jawab dan sesuai standar pelaporan yang berlaku.
Dalam praktiknya, perusahaan juga harus mencatat fluktuasi nilai aset kripto berdasarkan kurs terkini, termasuk data seperti btc idr, agar transparansi dan akurasi laporan tetap terjaga.
Kombinasi Strategi Investasi Kripto: Jalan Tengah yang Bijak?
Tidak sedikit investor dan perusahaan yang memadukan strategi HODL dan trading secara bersamaan. Sebagian aset disimpan untuk jangka panjang sebagai bentuk lindung nilai, sementara sebagian lainnya digunakan untuk trading agar bisa menangkap momentum pasar.
Strategi kombinasi ini menawarkan fleksibilitas dan diversifikasi. Bagi perusahaan, hal ini memungkinkan manajemen risiko yang lebih adaptif, selama tetap dalam koridor hukum dan akuntansi yang jelas. Kembali lagi, proses ini tetap membutuhkan pengawasan dari pihak profesional seperti auditor dari kantor akuntan publik, untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan keuangan perusahaan tercatat dengan benar dan legal.
Mana Strategi Investasi Kripto yang Lebih Menguntungkan?
Tidak ada jawaban mutlak. HODL bisa sangat menguntungkan dalam jangka panjang, terutama jika pasar kripto terus tumbuh. Sementara trading bisa memberikan cuan cepat, tetapi risikonya pun tinggi. Semua tergantung pada profil risiko investor, tujuan keuangan, dan kedisiplinan dalam menjalankan strategi yang dipilih.