Sebagai seorang traveler dan pencinta lingkungan yang saat ini sudah menjadi ibu, perjalanan aku dalam dunia perawatan diri tidak hanya tentang kulit yang sehat, tapi juga tentang warisan seperti apa yang ingin aku tinggalkan untuk anakku. Dua tahun terakhir ini, aku mulai bertransformasi: dari sekadar pengguna skincare biasa, menjadi seseorang yang sadar akan dampak pilihan kecil terhadap bumi kita, melalui konsep sustainable beauty.
Kini, tak hanya perjalanan liburan yang aku rencanakan dengan bijak, tapi juga perjalanan merawat diri — dengan semangat yang sama: menjaga, merawat, dan memulihkan bumi lewat pilihan sustainable beauty yang lebih ramah lingkungan.
Baru-baru ini, aku juga mengikuti online gathering yang diadakan oleh Eco Blogger Squad berkolaborasi dengan Arcia. Gathering ini membahas lebih dalam tentang pentingnya sustainable beauty, sekaligus mengajak kami untuk praktik langsung membuat lip balm natural dari bahan-bahan alami lokal.
Apa Itu Sustainable Beauty?
Sustainable beauty, atau kecantikan berkelanjutan, bukan sekadar tren. Ini adalah cara baru memandang perawatan diri:
-
Menggunakan formulasi alami, bersih, dan etis,
-
Mengutamakan bahan yang tidak merusak lingkungan,
-
Memilih kemasan yang bertanggung jawab — seperti refillable atau dapat didaur ulang .
Lebih dari itu, sustainable beauty mengajarkan bahwa kecantikan sejati tak hanya tentang kulit yang bersinar, tapi juga tentang kontribusi nyata untuk bumi yang lebih sehat.
Kita tidak hanya menghindari kerusakan, tapi berusaha membangun kembali: memperbaiki tanah, menjaga keanekaragaman hayati, dan memberdayakan komunitas lokal
Mengapa Kita Harus Peduli dengan Sustainable Beauty?
Tahukah kamu? Industri kecantikan menghasilkan lebih dari 120 miliar unit kemasan setiap tahun .
Sebagian besar berakhir di tempat pembuangan sampah atau bahkan mencemari lautan. Belum lagi bahan kimia sintetis yang dapat merusak ekosistem dan membahayakan komunitas sekitar.
Sebagai seorang ibu, hal ini membuat aku berpikir:
Apa yang akan aku wariskan kepada anak-anakku, jika bukan bumi yang lebih baik?
Di rumah, aku mulai dari langkah kecil: membuat kompos, mengolah eco enzym, memilih produk skincare berbahan alami, dan kini lebih memperhatikan konsep sustainable beauty dalam setiap keputusan.
Menjadi Konsumen Bijak: Langkah Kecil Menuju Sustainable Beauty
Berpindah ke sustainable beauty tidak harus ribet. Ini beberapa langkah yang aku jalani:
1. Memilih Bahan Alami dan Ramah Lingkungan
Memilih bahan alami dan ramah lingkungan dalam produk perawatan diri berarti kita menghindari paparan bahan kimia sintetis yang bisa berdampak buruk, baik bagi tubuh kita maupun ekosistem sekitar. Bahan-bahan alami seperti minyak kelapa, mentega tengkawang, beeswax, dan essential oil umumnya lebih lembut di kulit, minim risiko iritasi, dan memiliki manfaat aktif yang terbukti secara tradisional maupun ilmiah.
Selain itu, bahan alami yang dipanen secara berkelanjutan membantu menjaga keseimbangan alam dan mendukung kehidupan masyarakat lokal. Dengan memilih produk berbahan alami, kita ikut berperan dalam rantai keberlanjutan: dari pelestarian sumber daya alam hingga pemberdayaan komunitas petani dan pengrajin lokal yang hidup dari alam secara bijak
2. Memilih Kemasan Ramah Lingkungan
Dalam perjalanan menuju sustainable beauty, memilih kemasan produk perawatan juga menjadi langkah penting yang tidak boleh diabaikan. Aku mulai lebih sadar bahwa kemasan plastik sekali pakai yang tampaknya “praktis”, justru menyumbang limbah jangka panjang yang sulit terurai. Oleh karena itu, sekarang aku lebih memperhatikan kemasan-kemasan yang bisa digunakan kembali (refillable), bisa didaur ulang (recyclable), atau berasal dari bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan seperti kaca, logam (aluminium), atau bahan biodegradable.
Kemasan kaca dan aluminium misalnya, meski sedikit lebih berat, punya nilai daur ulang yang tinggi dan tidak mencemari lingkungan seperti plastik. Beberapa produk lokal bahkan kini menyediakan sistem isi ulang (refill) sehingga kita tidak perlu membeli kemasan baru setiap kali habis. Ini tidak hanya mengurangi sampah, tapi juga mendukung sistem konsumsi yang lebih hemat dan bertanggung jawab.
Memilih kemasan ramah lingkungan adalah bentuk kontribusi nyata dalam mengurangi jejak karbon dan volume sampah rumah tangga. Sekecil apa pun langkahnya — seperti memilih lip balm dalam pot kecil dari aluminium daripada tube plastik — tetap memberi dampak. Karena pada akhirnya, sustainable beauty bukan hanya tentang isi produknya, tapi juga bagaimana produk itu hadir secara utuh dan berkelanjutan.
3. Mendukung Brand Lokal
Aku semakin menyadari pentingnya mendukung brand lokal yang menerapkan prinsip sustainable beauty. Brand seperti Arcia tidak hanya menghadirkan produk dengan bahan-bahan alami berkualitas, tetapi juga memproduksi secara bertanggung jawab—mulai dari pemilihan bahan baku, proses produksi yang etis, hingga pengemasan yang lebih ramah lingkungan. Dengan memilih brand yang punya komitmen terhadap keberlanjutan, aku merasa ikut berkontribusi menjaga bumi melalui hal-hal kecil yang aku pakai setiap hari.
Selain itu, mendukung brand lokal juga berarti ikut memberdayakan komunitas dan ekonomi dalam negeri. Banyak bahan alami yang digunakan—seperti mentega tengkawang dan minyak kelapa—merupakan hasil dari kerja keras petani dan pengrajin lokal yang merawat alam secara berkelanjutan. Setiap pembelian dari brand lokal bukan sekadar transaksi, tapi juga bentuk dukungan terhadap pelestarian alam dan penguatan ekonomi rakyat. Sustainable beauty bukan hanya soal kulit sehat, tapi juga tentang siapa yang kita dukung lewat pilihan kita.
Dari Dapur ke Wajah: Membuat Lip Balm Natural Sendiri (Sustainable Beauty DIY)
Salah satu pengalaman seru saat online gathering adalah membuat lip balm alami sendiri!
Ini dia bahan-bahan dan langkah-langkahnya:
Bahan-bahan:
-
5 g minyak kelapa (melembutkan kulit, memiliki sifat antibakteri alami)
-
5 g mentega tengkawang (kaya antioksidan, melembapkan kulit kering, membantu regenerasi kulit)
-
2 g beeswax atau lilin lebah (membentuk lapisan pelindung alami di kulit, menjaga kelembapan)
-
1 kapsul vitamin E (mempercepat regenerasi kulit dan melindungi dari radikal bebas)
-
1-2 tetes minyak esensial geranium (opsional) (menenangkan kulit dan memberikan aroma alami)
Langkah-langkah:
-
Tim (lelehkan) beeswax, minyak kelapa, dan mentega tengkawang dengan teknik double boiler.
-
Setelah mencair, matikan api. Tambahkan vitamin E dan minyak esensial ke dalam campuran.
-
Aduk rata.
-
Tuangkan ke wadah kecil (pot lip balm) selagi cair.
-
Diamkan hingga mengeras.
Proses ini bukan hanya soal DIY skincare, tapi juga mengajarkan kepada anakku tentang pentingnya kreativitas berkelanjutan dan menghargai setiap bahan alami yang kita pakai.
Menanamkan Nilai Cinta Bumi Sejak Dini
Sebagai seorang ibu, aku percaya pendidikan lingkungan dimulai dari rumah. Anak-anak belajar lebih banyak dari apa yang kita lakukan, bukan dari apa yang kita katakan.
Setiap kali kami membuat kompos, memilah sampah, atau memilih skincare alami, aku mengajak anakku untuk terlibat. Aku ingin dia memahami bahwa merawat diri dan merawat bumi berjalan beriringan — sebuah bentuk cinta yang paling sederhana namun paling berarti.
Membangun dunia yang lebih hijau bukan hanya tugas kita, tapi juga hadiah terindah yang bisa kita berikan kepada generasi berikutnya.
Penutup: Beauty That Rebuilds
Sustainable beauty mengajarkan aku bahwa setiap keputusan kecil — dari produk perawatan yang aku pakai hingga kebiasaan sehari-hari — adalah bagian dari membangun kembali bumi kita .
Merawat diri bukan hanya soal kecantikan luar, tapi tentang meninggalkan jejak positif untuk masa depan anak-anak kita.
Mari mulai dari langkah kecil hari ini. Karena setiap pilihan yang lebih ramah lingkungan, sekecil apa pun, berarti besar untuk bumi kita tercinta.