Sambori – September 2017 |
Menjadi dewasa ya? Pernah dengar kalimat “menjadi dewasa
itu pilihan”. Memang benar tak semua orang dapat berperilaku dewasa pada
umur yang seharusnya sudah menuntunnya pada fase tersebut. Kau tau, dulu saat aku masih duduk di Sekolah Dasar, ada seorang pemuda mengatakan “kamu masih kecil, kok udah pengen gede? nanti marahin Tuhan loh”. Ah, baru kusadari akhir-akhir ini. Saat waktu begitu sangat berharga untuk istirahat. Begitu waktu ‘main’ sangat terpangkas oleh kesibukan ‘ala kantor’.
Sesuatu yang Harus Kalian Tau
Kalian tau, dewasa itu bukan tentang patokan umur bukan tentang tua dan muda. Berbeda dengan kids zaman now yang katanya berperilaku dewasa. Come on Dude, mereka bukan berperilaku dewasa. Mereka hanya kumpulan kanak-kanak yang terkontaminasi tajamnya teknologi yang tak diimbangi dengan tanggungjawab. Lebih aneh lagi dengan orangtua yang bangga dengan anaknya yang berperila bak orang ‘gede’ dengan fashion dan tutur kata yang tak selayaknya di usia mereka.
Mari kembali ke topik. Jika kelak kalian sudah merasakan pahit manisnya dunia, pahit manisnya jatuh cinta dan patah hati, pahit manisnya bertemu dan berpisah, pahit manisnya kuliah dan revisi, pahit manisnya kopi dan es kepal milo, pahit manisnya berjuang lalu gagal dan berjuang lalu sukses, kalian akan tau kemana ‘dewasa’ yang kalian inginkan.
Pertama, menjadi dewasa sebagai pemikir berat yang menghabiskan sebagian waktunya di depan komputer dengan jaringan internet dan laporan-laporan yang mesti diselesaikan (saya berada di fase ini terkadang, hahaha). Kedua, menjadi dewasa dengan pemikiran kritis tentang kehidupan politik, sosial dan alam (atau bahkan agama) dengan sumber informasi yang kalian dapat dari buku, berselancar di dunia yang katanya ‘maya’ tapi toh mampu mempertemukan manusia di kehidupan nyata dan dari pengalaman serta pengamatan langsung. Ketiga, menjadi dewasa dengan cara kalian mempelajari hidup kalian sendiri, dari gagal, berjuang kemudian berhasil, lalu berdua dan akhirnya menjadi sendiri lagi, dewasa dengan cara yang kalian tau tidak akan membosankan.
Hi! Selamat beristirahat.
Awalnya aku ingin mengisahkan tentang keluh kesah teman-teman yang lelah dengan kehidupannya, tapi, ah mungkin mereka belum menemukan manisnya ‘bersykur’.