Lilpjourney.com | Plafon Minimalis Ruang Tamu – Tepat dua minggu lalu. Aku dan suami sedang memandang nanar ke arah tembok kamar retak. Kami belum ada rencana renovasi rumah sebenarnya. Tapi tiba-tiba saat kami sedang santai menonton televisi, terdengar suara “brug” disertai getaran. Ya ampun ternyata plafon rumah kami terbuka.
Renovasi Rumah “Dadakan”
Dibandingkan renovasi rumah, sebenarnya kami lebih memilih untuk beli rumah baru. Kenapa? Karena mempunyai rumah di Banjarmasin dengan jenis lahan rawa bukanlah impian aku dan suami.
Renovasi rumah di atas lahan rawa membutuhkan biaya yang besar. Di mana untuk pondasinya saja sudah memakan 50-60% dari total biaya renovasi rumah keseluruhan. Jika ingin mengganti lantai kayu dengan keramik, maka harus diganti dulu pondasinya.
Sebelum tiang kayu balok ulin dipasang, harus menumbuk kayu galam minimal 4 meter. Setelah tiang-tiang kayu ulin dipasang, masih ada lagi nih proses pemasangan suai. Suai dari kayu ulin ini dipasang melintang dari satu tiang ulin ke tiang ulin lainnya. Seperti pengikat. Bisa dibayangkan bukan kenapa pondasi rumah di Banjarmasin perlu dana besar.
Setelah kejadian tembok retak dan plafon turun, aku pun menghubungi tukang langganan di kantor. Beliau cukup berpengalaman dalam hal renovasi rumah. Alhamdulillah minggu kedua Agustus ini akan dilaksanakan renovasi rumah.
Plafon Minimalis Ruang Tamu
Awalnya kami hanya berniat untuk renovasi tembok rumah plesteran diganti dengan bata ringan. Tapi setelah kami pertimbangkan : ya sudah renovasi aja sekalian biar rumah jadi estetik.
Sejak dulu, aku pengen sekali punya ruang tamu yang nyaman. Karena rumah kami mungil, tipe 36, ruang tamu ini akan berfungsi sekaligus menjadi ruang keluarga. Jadi tak ada salahnya bukan untuk membuat ruang tamu senyaman mungkin.
Saat berbincang dengan suami, aku tiba-tiba saja bilang : bikin plafon minimalis ruang tamu kita aja sekalian. Kami pun mencari referensi plafon ruang tamu minimalis di internet. Aku ingin plafon ruang tamu yang punya lampu LED strip yang bisa memberikan kesan alegan.
“Oh iya Pak Puji, saya mau plafonnya seperti yang saya kirim di WhatsApp ya pak. Tolong listkan bahannya apa saja ya pak,” tuturku pada pak tukang.
—————————
Baca Juga
- 5 Hal Penting yang Harus Diperhatikan Saat Membeli Rumah
- Rumah Impian Semakin Sempurna dengan Furniture Berkualitas
- Perlukah Pasang Lift di Rumah?
- Mengenal Jenis Keran dan Fungsinya Lengkap
- Peranan Furniture Kantor untuk Produktifitas Karyawan
—————————
Memilih Bahan Bangunan
Setelah menelpon Pak Puji dan mendapat rincian bahan yang dibutuhkan untuk renovasi rumah, aku dan suami mulai berbelanja. Oh iya sebelum kami pergi belanja, Pak Puji menitipkan pesan untuk beli bahan bangunan di toko bangunan berkualitas.
Bahan bangunan berkualitas tentu akan membuat rumah menjadi kokoh dan aman untuk ditinggali. Amit-amit kalau kejadian dinding retak dan plafon turun ini kejadian lagi karena memilih bahan bangunan yang tidak berkualitas.
Apalagi sebentar lagi anak pertama kami lahir. Tentu saja aku dan suami ingin membuat rumah yang nyaman dan aman untuk tumbuh kembang buah hati kami.
Renovasi yang Sempat Jadi Perdebatan
Jauh sebelum insiden tembok retak, aku dan suami memang ingin renovasi rumah. Tapi bukan untuk menjebol tembok dan menggantinya dengan tembok baru. Hanya ingin renovasi kecil kecilan. Seperti mengganti lantai kayu yang lapuk dengan yang baru, kemudian mendorasi kamar baru untuk anak kami.
Awalnya renovasi kecil-kecilan ini sempat jadi perdebatan kami. Di mana suami maunya renovasi di kamar aja. Sedangkan aku mau renovasi lantai-lantai rumah.
Ah ternyata hal yang kami debatkan itu menjadi sia-sia saat tembok rumah retak dan plafon rumah turun. Dari pada was-was, ya sudah, kita renovasi rumah aja sekalian. Membuat rumah ternyaman dengan budget yang ada. Hehehe.
“Hi my Lil G. Bersabarlah nak sebentar lagi. Bapak dan Ibumu sedang berusaha membuat rumah ternyaman untuk kamu”
PS
Peluk dari jauh