Mitigasi Perubahan Iklim dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dapat mengurangi dampak yang terjadi karena meningkatnya rata-rata suhu bumi. Yang mana naiknya suhu bumi menyebabkan perubahan iklim yang tidak wajar.
Hal tersebut ditandai dengan curah hujan yang tinggi dan menyebabkan badai, serta banjir. Es di kutub mencair karena sinar mentari menembus atmosfer dan menjadikan panas di bumi sangat tinggi. Selain itu, kenaikan permukaan air laut menyebabkan abrasi dan banjir rob.
Oleh sebab itu, naiknya rata-rata suhu bumi walau hanya 1 derajat bukanlah perkara sepele. Perlu tindakan nyata dalam menjaga lingkungan agar suhu bumi tidak mengalami kenaikan. Yang mana salah satu caranya dengan menjaga hutan tetap lestari.
Peran dan Fungsi Hutan dalam Mitigasi Perubahan Iklim
Hutan tidak hanya sekumpulan pohon, melainkan sumber kehidupan bagi manusia, flora, maupun fauna yang membentuk sebuah keseimbangan ekosistem yang utuh dan berkelanjutan. Hal ini karena hutan merupakan BIODIVERSITY.
Dalam Online Gathering yang bertemakan “Peran Komunitas untuk Menjaga Hutan dalam Mitigasi Perubahan Iklim” bersama #ECOBloggerSquad menghadirkan narasumber dari Hutan Itu Indonesia yaitu Christian Natalie. Kang Tian menjelaskan dengan lengkap bagaimana Hutan menjadi solusi dalam mengatasi perubahan iklim.
Peran dan Fungsi Hutan
Hutan dengan kumpulan pepohonan di dalamnya mampu menyerap dan menyimpan karbondioksida yang lepas ke udara agar tidak naik dan terperangkap di atmosfer. Salah satunya pohon durian yang mampu menyerap 1,42 ton CO2/tahun.
Cara hutan mengendalikan CO2 agar tidak naik ke atmosfer yaitu melalui proses fotosintesis tumbuhan. Yang mana CO2 maupun gas metana akan disimpan dalam biomassa pohon dan tanah, sehingga dapat mengurangi emisi gas di udara.
Untuk itu, hutan, terutama hutan yang sehat dapat mengatasi efek pemanasan global yang selama puluhan tahun ini belum teratasi. Sebaliknya menyebabkan suhu bumi semakin meningkat karena setiap tahunnya 15 milyar pohon hilang karena deforestasi maupun penebangan ilegal.
Oleh sebab itu, penting untuk menjaga hutan tetap lestari. Terlebih hutan Indonesia termasuk hutan tropis terluas ke-3 didunia yang mana 50% daratan merupakan area berhutan.
Fakta Hutan Indonesia Saat Ini
Akan tetapi, luas hutan di Indonesia setiap tahunnya terus mengalami pengurangan. Berdasarkan data dari Kang Tian, hutan Indonesia hilang 3,5x Pulau Bali dalam 5 tahun terakhir. Tentunya penyebab luas hutan semakin sempit karena banyak deforestasi untuk dijadikan lahan perkebunan, pertanian, industri, dan pemukiman.
Tidak heran jika bencana akibat perubahan iklim semakin terasa, bahkan menimbulkan kerugian yang cukup besar. Seperti Karhutla tahun 2019 yang menimbulkan kerugian mencapai 75 triliun rupiah. Ditambah punahnya populasi satwa liar yang dilindungi maupun tidak.
Cara Menjaga Hutan Tetap Lestari
Besarnya peran hutan dalam mitigasi perubahan iklim maka harus ada gerakan berdaya bersama dalam menjaga hutan. Ada banyak hal yang dapat dilakukan, yaitu:
- Stop deforestasi
- Memanfaatkan hasil hutan bukan kayu
- Ikut terjun kelapangan melakukan reboisasi.
- Donasi adopsi hutan
- Menyebar kampanye mengenai peran dan fungsi hutan atau cerita lainnya, seperti yang dilakukan Hutan itu Indonesia.
Perlu diingat juga bahwa perilaku kita berdampak terhadap pelestarian hutan. Misalnya konsumsi makanan dari hasil deforestasi hutan dan masih banyak lagi. Padahal banyak juga makanan dari hutan bukan kayu yang bisa kita konsumsi, seperti madu, buah durian, dan masih banyak lagi.
Produk Lokal Lestari dan Peran Pemuda
Berbicara mengenai hasil hutan bukan kayu, di Indonesia sendiri banyak sekali produk lokal dari UMKM berbasis alam. Seperti yang disampaikan oleh Azizah Nurul Amanah dari LTKL (Lingkar Temu Kabupaten Lestari).
Ka Azizah mewakili Selaras (Sentra Ekonomi Lestari Serasan Sekate) Kabupaten Musi Banyuasin. LTKL sendiri berperan dalam mewujudkan ekonomi lestari di Kabupaten yang melibatkan pemerintah daerah, masyarakat dan peran pemuda.
Dalam mewujudkan ekonomi lestari tersebut di Kabupaten Musi Banyuasin ada Gambo Muba. Kain yang menggunakan pewarna alami dari pohon perdu yaitu gambo atau gambir.
Jadi, dengan memanfaatkan alam tanpa merusaknya dapat menciptakan ekonomi lestari berkelanjutan. Oleh sebab itu, menggunakan produk lokal bisa menjadi salah satu cara dalam mitigasi perubahan iklim.
Penutup
Hutan dan peran komunitas sangat penting dalam mitigasi perubahan iklim. Yang mana untuk mengurangi emisi gas rumah kaca harus ada tindakan nyata terhadap manusia itu sendiri dan hutan sebagai sumber kehidupan akan menyimpan emisi gas untuk terbebas dari pemanasan global.