Apa yang terlintas dipikiran kalian saat mendengar kata sampah? Bau, sumber penyakit, atau sesuatu yang harus dibuang. Sampah memang menjadi salah satu masalah lingkungan yang hingga saat ini masih menjadi PR pemerintah untuk dituntaskan.
Sebagai mantan tenaga bantu di Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin, setelah resign aku pun mulai memperhatikan masalah sampah. Di mana sudah 1 tahun ini aku belajar tentang zero waste dan pengelolaan sampah. Jauh sebelum aku yang mulai peduli dengan sampah, ternyata pada tahun 2010 ada seorang gadis bernama Amilia Agusti yang menjadi “Ratu Sampah Sekolah”.
Dari Kegelisahan Menjadi Gerakan Nyata
Amilia Agustin, gadis kelahiran Bandung ini, sejak kecil memiliki kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Kegelisahannya melihat tumpukan sampah yang semakin menumpuk di sekolah dan lingkungan sekitar menjadi titik awal bagi ia untuk bertindak. Di usia yang masih sangat muda, Amilia memutuskan untuk tidak hanya mengeluh, tetapi juga mencari solusi nyata untuk mengatasi masalah sampah.
Go to Zero Waste School: Revolusi Kecil yang Berdampak Besar
Program “Go to Zero Waste School” yang digagas Amilia bukan sekadar program pemilahan sampah biasa. Program ini dirancang secara komprehensif, melibatkan seluruh siswa, guru, dan staf sekolah. Amilia dan timnya melakukan berbagai kegiatan, seperti:
- Sosialisasi dan edukasi: Melalui berbagai kegiatan menarik, seperti lomba poster, talkshow, dan workshop, Amilia berhasil menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik di kalangan siswa.
- Pemilahan sampah: Sampah di sekolah dipisahkan menjadi beberapa kategori, seperti organik, anorganik, dan sampah berbahaya. Setiap jenis sampah kemudian diolah sesuai dengan karakteristiknya.
- Pengomposan: Sampah organik seperti sisa makanan diolah menjadi kompos yang bermanfaat untuk menyuburkan tanaman di sekolah.
- Daur ulang: Sampah anorganik seperti plastik, kertas, dan kaca dikumpulkan dan dijual ke pengepul untuk didaur ulang. Hasil penjualan digunakan untuk membiayai kegiatan program.
- Kerajinan tangan: Sampah-sampah yang masih memiliki nilai estetika, seperti botol plastik dan kaleng bekas, diolah menjadi berbagai produk kerajinan tangan yang unik dan menarik.
Lebih dari Sekadar Sampah
Program “Go to Zero Waste School” tidak hanya berhasil mengurangi jumlah sampah di sekolah, tetapi juga memberikan dampak positif yang lebih luas. Beberapa di antaranya adalah:
- Meningkatkan kesadaran lingkungan: Program ini berhasil menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sejak dini pada generasi muda.
- Menciptakan nilai ekonomis: Hasil penjualan produk daur ulang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan sekolah atau disumbangkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
- Memperkuat rasa kebersamaan: Melalui program ini, siswa diajarkan untuk bekerja sama dan saling membantu dalam mencapai tujuan bersama.
Jejak Langkah yang Terus Berlanjut
Setelah meraih penghargaan SATU Indonesia Awards, Amilia tidak berhenti berkarya. Ia terus mengembangkan programnya dan menginspirasi banyak orang untuk ikut serta dalam gerakan peduli lingkungan. Amilia juga aktif memberikan talkshow dan workshop di berbagai sekolah dan komunitas.
Pesan untuk Generasi Muda
Amilia sering menyampaikan pesan bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan. “Mulai dari hal kecil, kita bisa membuat perubahan besar,” ujarnya. Amilia juga mengajak generasi muda untuk tidak takut bermimpi dan berani mewujudkan ide-ide kreatif untuk mengatasi masalah lingkungan.
Pelajaran dari Amilia Agustin
Kisah Amilia Agustin mengajarkan kita bahwa:
- Usia muda bukan penghalang untuk berkarya: Amilia membuktikan bahwa anak muda dapat memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan.
- Perubahan dimulai dari diri sendiri: Setiap individu dapat memulai perubahan dari lingkungan terdekatnya.
- Kerja sama adalah kunci: Untuk mencapai tujuan yang besar, kita membutuhkan kerja sama dari semua pihak.
- Kreativitas adalah kekuatan: Dengan kreativitas, kita dapat mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai.
Mari kita bersama-sama belajar dari Amilia Agustin dan terus berupaya menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk generasi mendatang.