Lilpjourney.com | Blogger Story – Dari mana ya cerita tentang lilpjourney ini dimulai? Mungkin dari sebuah gagasan bosan menjalani rutinitas yang berujung pada perjalanan puluhan kilometer dari rumah. Pada akhirnya perjalanan itu tertuang dalam cerita blog lilpjourney.com.
Jum’at, 15 Januari 2020 10:51am WITA
Kapan terakhir kalian melihat matahari? Andai tau hari Selasa kemarin adalah hari terakhir kami merasakan sinar matahari, mungkin kami akan banyak bersujud dan memohon ampun. Mungkin kami juga akan antusias berjemur di bawah sinar matahari untuk mendapatkan vitamin D.
Jadi izinkan saya meminta doa teman-teman sekalian pembaca artikel ini untuk Provinsi Kalimantan Selatan. Saat ini, waktu artikel ini di tulis, hujan dengan intensitas sedang-tinggi sedang mengguyur provinsi ini. Akibatnya banjir melanda dihampir semua wilayah di Kalimantan Selatan.
Kenapa awan masih setia menggantung di langit Banjarmasin? Seperti enggan pergi. Ya Rabb, jika hujan ini bisa menggugurkan dosa-dosa kami, maka berikan kami kesabaran dan keikhlasan atas cobaan ini. Aamiin. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah, dijauhkan dari cobaan, diampuni segala dosa, dan selalu diberikan kesehatan. Aamiin.
Berawal dari Jualan Pulsa
Gue masih ingat pertama kali kenalan dengan dunia blog itu saat duduk di bangku SMP tahun 2008. Waktu itu gue sedang dekat dengan seorang kakak pembina pramuka. Suatu hari dia minta ditemani ke cafe di pusat Kota Tulungagung. Saat gue tanya untuk apa pergi ke sana, dia bilang ingin membuat blog untuk mendongkrak penjualan pulsanya.
Platform Blogspot dipilih oleh dia. Sejujurnya saat itu akses internet di kota gue bisa dikatakan masih mahal. Pergi ke warung internet (warnet) saja harga per jamnya 5 ribu rupiah. Dan ada juga warnet yang nakal. Hitungannya masih 50 menit eh udah dibilang 60 menit.
Nah dari situlah gue kenal “blog”. Seingat gue sih pernah bikin juga waktu itu, tapi lupa nama blognya apa. Hehehe.
Kenapa Putri Bikin Blog Lilpjourney.com?
Mungkin ada beberapa blogger yang punya latar belakang ngeblog sama dengan gue. Untuk menuangkan kalimat-kalimat galau sambil berharap si doi peka. Wkwkwkwk. Tapi sekarang bukan zaman gue untuk memberi kode lewat tulisan blog. Kalau lagi kesel ya langsung aja chat : lu nyebelin banget, gue kesel!
Sebentar ya. Gue mengatur emosi dulu. Karena saat menulis ini jujur gue lagi was-was sekali. Jadi mood untuk menulis sangat campur aduk. Lagi-lagi rapalan doa ini masih sama : Ya Allah angkat bencana ini, lindungi kami, ampuni segala dosa kami ya Allah aamiin.
1# Cerita Lilpjourney.com dari KIR?
Sewaktu gue masih duduk di bangku SMP salah satu sekolah favorit di Tulungagung–yang masuknya masih menggunakan sistem nilai UAN–gue ikut ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR). Padahal kemampuan sains gue biasa-biasa aja. Tapi gue suka aja kumpul sama orang-orang pinter. Berharapnya pinternya bisa menular. Hehehe.
Dalam sebuah hadis Rasulullah ﷺ bersabda, “Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang saleh dan orang yang buruk, bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan pandai besi. Pemilik minyak wangi tidak akan merugikanmu, engkau bisa membeli (minyak wangi) darinya atau minimal engkau mendapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau mendapat baunya yang tidak sedap.” (HR. Imam Bukhari).
Ah gue inget! Jika kalian membaca tulisan gue tentang literasi digital, kalian akan menemukan satu kalimat : meninggalkan satu kebaikan kecil. Ternyata misi ini sudah ada sejak gue ikut ekskul KIR! Dan gue baru ingat sekarang.
Suatu hari salah satu pembina ekskul KIR memberi tugas. Mencari contoh makalah KIR di perpustakaan sekolah. Ternyata jumlah makalahnya banyak, tapi beberapa merupakan salinan. Jadi jumlah judulnya nggak terlalu banyak. Dan gue sadar kakak kelas yang berhasil membuat makalah KIR itu orang-orang yang keren.
Nama dan karya mereka abadi, walaupun hanya di perpustakaan sekolah. Dari sanalah gue punya ambisi : orang-orang harus inget gue. Setidaknya lewat karya yang gue tulis. Sampai gue lulus SMP, setidaknya ada 3 karya ilmiah yang gue tulis.
2# Mantan Wartawan Junior Radar Tulungagung
Keaktifan gue di ekskul membuat seorang anggota OSIS tertarik. Saat itu sekolah hendak membuat majalah sekolah. Isinya tentu saja tentang sekolah, event sekolah seperti pentas seni, murid berprestasi, dan masih banyak lagi. Gue ingat nama majalahnya : freeMAGZ.
Tanpa berpikir dua kali, ajakan untuk bergabung dengan pengurus majalah sekolah gue iyakan. Dan nama-nama tim redaksi pertama tercatat sebagai pendiri majalah sekolah. Wah keren nggak tuh? Hehehe.
Berbarengan dengan pembuatan majalah sekolah, Radar Tulungagung yang merupakan anak dari Jawa Pos membuat acara pelatihan jurnalistik untuk pelajar. Tujuan dari pelatihan ini untuk mengenalkan para siswa tentang kode etik jurnalistik dan cara menulis artikel berita. Di akhir acara Pak Aris Harianto memberikan tugas menulis sesuai dengan kaidah jurnalistik.
Nggak sia-sia gue mengikuti materi dan belajar sepenuh hati. Karena 5 penulis terbaik akan dilibatkan dalam proyek baru Radar Tulungagung : Koran Pelajar atau Koper. Dan lebih keren karena edisi pertama Koper diisi oleh sekolah gue. Sungguh ini pengalaman paling luar biasa untuk seorang gadis dari Desa Pucung Kidul seperti gue.
Sampai sekarang gue masih ingat bagaimana hati gue deg-degan hari itu. Hari di mana untuk pertama kali masuk ke ruangan redaksi Radar Tulungagung, briefing dengan fotografer, dan jurnalis. Dan sampai sekarang gue masih keep in touch dengan Pak Aris. Satu hal yang membuat gue bingung, kenapa Pak Aris nggak bertambah tua? Sepertinya beliau merupakan Nobita yang menolak tua.
3# Penyiar Radio
Di tahun 2000-an radio adalah sahabat anak muda. Waktu itu smart phone belum secanggih sekarang. Paling mudah mendengarkan lagu ya di radio. Salah satu stasiun radio favorit gue itu Rizz FM. Jargonnya yang anak muda banget bikin gue betah mendengarkan siaran mereka.
Sampai suatu sore saat lagi nyapu halaman rumah nenek–yang luasnya dua kali lipat rumah tipe 36 gue di Banjarmasin (yang saat ini terendam air setinggi lutut)–gue mendengar mereka dengan mencari penyiar baru. Tanpa pikir panjang gue langsung datang ke sana. Hitung-hitung bisa untuk uang jajan. Ah kalian bisa baca di sini sepenggal cerita masa kecil gue.
Alhamdulillah gue diterima menjadi penyiar di sana. Jam siarannya pun disesuaikan dengan jadwal sekolah. Pokoknya senang banget bisa siaran. Dan berkat jadi penyiar ini, gue merasakan rasanya dikirimi makanan dan punya fans. Hahaha.
Jadi Kenapa Lilpjourney Put?
Sabar-sabar. Jadi sebelum gue membuat blog lilpjourney.com, gue punya blog lain yang isinya Jepang banget. Karena dulu gue suka Jepang. Sampai sekarang deng. Karena playlist lagu gue isinya lagu-lagu band rock Jepang seperti One Ok Rock, Laruku, dan Radwimps.
Seiring berjalannya waktu gue jenuh. Lulusan SMK jurusan multimedia kok cuma kerja ngetik sama bikin rumus excel? Gue mulai hilang arah. Bertepatan dengan itu, tahun 2014 gue mulai suka jalan-jalan. Pas ke Gramedia ketemu sama buku The Naked Traveler. Ternyata cerita seorang blogger.
“Bisa nggak ya gue seperti dia?,” batin gue waktu itu.
Akhirnya gue putuskan untuk membuat blog baru. Namanya apa ya? Ah bingung lagi kan. Alhamdulillah Allah memberikan petunjuk untuk hamba-Nya yang sedang bingung. Muncul deh postingan teman asal Bali di Facebook yang baru melahirkan anaknya. Dia panggil anaknya “Lil D”.
Gue pun langsung buka blogger.com dan membuat blog baru bernama lilpjourney.blogspot.com. Sempat muncul dan tenggelam, akhirnya blog ini resmi TLD pada bulan Februari 2019. Perlu 5 tahun untuk membuat gue konsisten mengurus blog dan menemukan arah kemana blog ini mau dibawa.
Jadi Filosofinya Apa?
Kenapa namanya lilpjourney? ‘Kan lu nggak kecil tante?,” tanya si om saat di perjalanan menuju upacara adat Ma’nene.
Pertanyaan ini sering gue dapat. Apalagi kalau orang itu melihat proporsi badan gue yang nggak lil. Seperti si Om Fyant yang juga penasaran cerita lilpjourney.
Waktu itu gue baru saja tiba di Toraja, tepatnya di seberang Bank BRI Cabang Rantepao. Hawa Toraja sangat dingin subuh itu. Gue kira Om Fyant akan telat jemput. Ternyata dia tepat waktu. Hanya selang 10 menit dari gue telpon, dia sudah sampai.
Setelah mandi dan sarapan, pukul 8 pagi kami berangkat menuju Pangala’. Tempat diselenggarakannya upacara adat Ma’nene’. Dan akhirnya dia bertanya : kenapa harus lilpjourney? Dengan nada meledek bahwa gue nggak lil.
Jadi lilpjourney itu punya filosofi :
- Lil : little. Kalian tau nggak sih nama Putri adalah salah satu nama yang paling banyak digunakan di Indonesia. Jadi gue yang cuma 1 dibandingkan ratusan Putri di Indonesia tentu kecil! Udah deh iyain aja. Lalu seperti yang gue pernah bilang, ingin meninggalkan satu kebaikan kecil disetiap langkah yang gue lakukan.
- P : Putri. Nama gue dong! Hehehehe
- Journey : perjalanan.
Jadi kurang lebih lilpjourney.com adalah sebuah blog dari seorang pejalana kecil bernama Putri yang ingin meninggalkan satu kebaikan kecil.
Kapan Ganti Foto Header Blog?
Beberapa teman blogger pernah mengirim pesan WhatsApp. Mereka memprotes foto header blog gue yang kayanya seram. Tapi bagaimana ya, sampai saat ini gue masih jatuh cinta dengan Toraja.
Saat ada yang berbicara tentang Toraja atau menulis tentang Toraja, gue akan langsung pasang mata dan telinga. Entalah, magis kota ini masih terasa hingga sekarang. Bolak-balik ke Toraja 6 kali nyatanya masih menyisakan rindu yang belum kunjung usai.
Boleh nggak gue salahin Om Fyant? Karena dia pernah membawa gue ke Erong Lompok Parinding dan ke kamar Oma? Gara-gara dia, gue terhipnotis dengan indahnya budaya Toraja. Belum lagi Mama Sarjani di Landorundun yang selalu menyambut gue ketika “pulang” ke Toraja dengan ramah dan sering telpon untuk bertukar kabar.
Jadi, maaf belum bisa ganti foto header blog. Karena foto itu itu sangat mahal dan berarti untuk gue.
Perjuangan Menjadi Blogger
Kalian kira menjadi blogger cukup dengan bekal latar belakang jurnalis dan penyiar? Nggak! Karena ternyata menjadi blogger itu nggak mudah. Kecuali kalau kalian cukup merasa puas dengan bisa menulis.
Setidaknya kalian harus paham bagaimana teknik menulis yang baik. Lantas bagaimana cara menulis blog yang baik? Kalian harus paham dulu siapa sih penulis blog itu? Yang seperti apa? Kalau kata Kak Bambang Irwanto sejatinya menulis di blog adalah bercerita lewat tulisan. Dan setiap blogger sejatinya harus punya gaya tulisan sendiri-sendiri.
Itulah sebabnya seorang blogger harus paham tentang storytelling. Agar tulisan yang ia tulis lebih bernyawa dan mampu membuat pembacanya larut dalam emosi si penulis.
Kesimpulan
Jadi cerita lilpjourney.com ini ya seperti di atas. Dari ambisi seorang gadis yang saat ini sedang was-was rumahnya terendam air, yang tidak akan berhenti menulis blog sampai waktunya harus berhenti. Oh iya, blog lilpjourney ini juga sudah migrasi dari platform Blogspot ke WordPress pada akhir Januari 2020.
PS
Peluk dari jauh
uuuuu ternyata bener dugaanku lilpjourney itu berasal dari kata apa
nggak papa mbak put itu headernya
ya emang serem sih
tapi aku bisa langsung ambil kesimpulan kalau pemilik blog ini adalah seorang travelblogger… yang jatuh cinta banget sama Toraja
Keren bgt jaman sekolah udah jadi jurnalis junior, btw suka jepang juga ternyata, kalau aku lebih suka semua lagu laruku, kalau one ok rock cuma beberapa lagu aja hehehe
aku jadi tau history dibalik nama domainnya
memang kalau ada foto yang kita rasa “mahal” rasanya cintaaaa banget gitu ya sama foto itu, karena ada kenangannya
Headernya lumayan serem juga sih ^^ tapi ceritanya keren banget mbak tentang perjalanan blogger sampai arti filosofi nama blog nya. Terus semangat !
Salam kenal 🙂