Lilpjourney Seorang travel blogger Indonesia yang suka jalan-jalan menyusuri keindahan alam berbalut adat dengan aroma secangkir kopi.

Peran Blogger di Era Literasi Digital

8 min read

Pengertian Literasi Digital

Secuil cerita tentang serunya menjadi blogger yang berperan dalam literasi digital. Karena sejatinya seorang blogger harus punya kemampuan membaca dan menulis digital agar bisa menciptakan konten yang berkualitas dan bermanfaat.

teknik menulis untuk blogger

Lilpjourney.com | Blogger StoryNgapain sih Put jadi blogger? Apa untungnya? Tutur beberapa orang yang mengetahui gue seorang blogger. Sebenarnya sejak dulu gue punya sebuah misi. Menebarkan satu kebaikan kecil dalam setiap langkah yang gue ambil. Jadi inilah sedikit cerita gue tentang peran blogger di era literasi digital, khususnya di Indonesia.

Pengertian Literasi Digital

Beberapa tahun belakangan ini, kata literasi tentu tidak asing di telinga kita. Bahkan saat ini ada banyak komunitas yang terbentuk dengan tujuan untuk memajukan literasi sehingga bisa memerangi hoaks. Karena tidak bisa dipungkiri saat teknologi semakin maju tapi minat baca masih rendah, maka semakin mudah kabar bohong masuk di tengah-tengah masyarakat.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), literasi mempunyai arti suatu kemampuan seseorang untuk menggunakan potensi dan keterampilan dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan aktivitas membaca dan menulis.

Lantas apa itu literasi digital? Literasi digital adalah suatu pengetahuan dan kecakapan kognitif menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) seperti media digital atau jaringan untuk menemukan, mengevakuasi, menggunakan, membuat, dan memanfaatkan informasi untuk membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

Manfaat Literasi Digital

  1. Bisa mendapatkan informasi dengan cepat. Saat kemampuan membaca dan menulis digital meningkat, maka kita bisa memperoleh informasi dengan lebih cepat dibandingkan dengan harus mencari melalui buku.
  2. Belajar pun lebih cepat. Salah satu contoh literasi digital adalah menggunakan kamus online. Kalau dulu saat kita nggak paham dengan satu kata Bahasa Inggris perlu membuka buku kamus, sekarang tinggal buka Google Translate.
  3. Menghemat uang. Manfaat literasi digital selanjutnya adalah bisa memperoleh informasi secara gratis. Jika dulu kita perlu membeli koran untuk tau berita terbaru, sekarang kita bisa mengakses portal berita online dari smartphone.
  4. Selalu mengetahui informasi terkini. Kemajuan teknologi digital, jaringan internet yang semakin berkualitas, dan aplikasi di smartphone membuat kita semakin mudah untuk mengetahui informasi yang sedang hangat dibicarakan. Seperti saat ini, ketika bencana alam melanda beberapa daerah di Indonesia, setiap waktu kita bisa mendapatkan berita terbaru.
  5. Mempermudah proses komunikasi. Jika dulu untuk bertukar kabar kita harus menulis surat dan mengirimnya ke kantor pos, atau menggunakan SMS, saat ini sudah ada banyak aplikasi komunikasi seperti Line, Whatsapp (WA), Telegram, dan masih banyak lagi.
  6. Mengetahui cara menjaga privasi di dunia online. Beberapa waktu yang lalu, Whatsapp Grup (WAG) komunitas blogger digegerkan dengan kabar nomor WA salah satu member yanbg di hack. Nah disinilah literasi digital memegang peran yang penting. Karena kita bisa dengan mudah mencari tau bagaimana cara menjaga privasi, juga membantu kita untuk mengetahui batasan dalam menampilkan identitas online untuk menghindari sesuatu hal yang tidak diinginkan.
  7. Dapat memahami segala jenis cybercrime. Peran literasi di dunia digital ini juga bisa memberikan pengetahuan untuk kita dalam melakukan self-filtering guna menghindari segala bentuk kejahatan digital.
  8. Mempermudah mengetahui situs atau konten palsu. Gue masih ingat beberapa waktu yang lalu ada seorang teman kantor membagikan sebuah kupon belanja online. Padahal dari linknya saja sudah mencurigakan. Nah di sinilah literasi digital menuntut kita menjadi user teknologi yang cerdas. Kita dituntut dapat memilah mana informasi yang sesuai fakta dan mana yang hoaks. Jadi literasi digital ini mampu menghindarkan kita dari berbagai modus penipuan online.

Konsep Dasar Pengembangan Literasi Digital

Menurut UNESCO literasi digital mempunyai konsep dasar untuk menaungi dan menjadi landasan penting bagi kemampuan memahami perangkat teknologi, informasi, dan komunikasi. Contohnya dalam Literasi TIK (ICT Literacy), yang memungkinkan keterlibatan aktif masyarakat dalam menggunakan perangkat teknologi untuk perkembangan budaya serta pelayanan publik berbasis digital.

Adapun konsep dasar pengembangan literasi digital diantaranya adalah :

  1. Pemahaman. Prinsip pertama dari literasi digital adalah memahami secara sederhana ide secara langsung atau tidak langsung dari media.
  2. Saling ketergantungan. Dengan banyaknya jumlah media saat ini, diharapkan tidak hanya sekadar berdampingan, akan tetapi juga bisa saling melengkapi satu sama lain.
  3. Faktor Sosial. Sharing di sosial media bukan hanya sebagai ajang pamer, akan tetapi pembentuk ekosistem organik untuk mencari, berbagi, dan menyimpan informasi yang akhirnya membentuk ulang media itu sendiri.
  4. Kurasi. Pernah menggunakan fitur “save” pada Instagram saat menemukan postingan yang menarik? Ini artinya kalian telah melakukan metode “save to read later”. Nah metode ini merupakan salah satu jenis literasi yang dihubungkan dengan kemampuan memahami nilai dari sebuah informasi, lalu menyimpannya agar lebih mudah diakses jangka panjang.

Tujuan Literasi Digital

Adapun beberapa tujuan dari literasi digital adalah

  1. Menciptakan budaya membaca dan menulis yang baik, sehingga dapat terhindar dari berita bohong.
  2. Meningkatkan pengetahuan dengan membaca dan menulis berbagai macam informasi bermanfaat dan sesuai dengan fakta.
  3. Meningkatkan pemahaman seseorang terhadap suatu bacaan, sehingga tidak mudah termakan berita bohong.
  4. Menjadikan orang berpikir kritis.

Contoh Literasi Digital

Sadar nggak sih kalau selama ini kita sudah akrab dengan literasi digital dalam kehidupan sehari-hari, contohnya :

  1. Membaca ebook  dan etextbook yang berisi bacaan dengan segala kelengkapannya yang dapat diakses menggunakan media elektronik.
  2. Menulis blog juga termasuk literasi digital
  3. Mengakses Google translate saat menterjemahkan bahasa asing
  4. Membaca surat kabar online atau e-newspaper
Literasi Digital di Indonesia

Fakta Pedih Minat Baca Indonesia

Seperti biasa, ritual pagi selalu dimulai dari menyeduh kopi dan menyiapkan bekal makan siang. Lalu duduk manis di kamar belakang dan menyalakan televisi. Sambil menyeruput secangkir kopi arabika Toraja Sapan dengan metode seduh V60. Begitulah pagi hari di rumah Putri.

Saat sedang menyeruput kopi sambil mengevaluasi hasil seduhan hari ini, tiba-tiba sebuah narasi berita menyita perhatian gue : Indonesia berada pada urutan kedua dari bawah soal literasi dunia. Hal ini berarti minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah.

Penyebab Rendahnya Minat Baca Indonesia

Berdasarkan data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001% dari jumlah penduduk. Jadi dari 1000 orang Indonesia, hanya ada 1 orang yang rajin membaca. Sungguh sebuah fakta yang berhasil menampar gue pagi itu. Indeks Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pun memberikan beberapa fakta penyebab rendahnya minat baca Indonesia, yaitu perilaku, kebiasaan, dan budaya.

Ketiga faktor tersebut tercipta dari kurangnya akses untuk membaca, terlebih untuk masyarakat Indonesia di daerah terpencil. Ingatan gue pun langsung terjun bebas ke Kampung Ollon. Sebuah kampung di Kabupaten Tana Toraja. Menuju kampung ini saja perlu perjuangan luar biasa. Hanya ada satu sekolah dasar. Fasilitasnya? Tentu ada banyak kekurangan. Bahkan di sana belum ada ruangan perpustakaan.

Misteri Perpusataakaan yang Sering Ditutup

Adapula sekolah di pelosok yang gue kunjungi sudah mempunyai perpustakaan. Tapi perpustakaannya tertutup rapat. Seperti ruangan rahasia. Kenapa? Padahal perpustakaan adalah gudang ilmu. Apakah takut ruangannya kotor atau ada pencuri buku? Ah gue jadi ingat film The Book Thief tentang seorang gadis kecil bernama Liesel yang suka mencuri buku (dikembalikan lagi kok) untuk dibaca.

Apa korelasi kurangnya akses dengan minat baca yang rendah? Jika akses susah atau bahkan tidak ada, bagaimana masyarakat Indonesia bisa membaca? Akhirnya terciptalah kebiasaan malas membaca.

Peran Blogger dalam Literasi Digital

Sampai saat ini, project kecil-kecilan gue belum juga kelar. Sebuah buku yang gue harapkan bisa menjadi penggugah literasi untuk anak-anak dan menjadi penebar kebaikan dalam setiap langkah yang gue lakukan.

Diperjalanan gue sadar. Bahwa tanpa buku itu gue masih bisa membuat misi kebaikan. Misi seorang blogger. Yaitu mengambil peran di era literasi digital. Tujuannya? Menyebarkan informasi baik dan sesuai dengan fakta berdasarkan pengalaman, penggalian informasi, dan pengamatan. Jadi bisa memberantas kabar hoaks.

Menentukan Target Pembaca Blog

Siapa targetnya? Tentu pembaca blog gue! Walaupun pada awalnya gue membuat blog ini dengan tujuan untuk mengingat cerita perjalanan dan berharap ada yang membacanya, tapi seiring berjalannya waktu tujuan itu telah berubah arah.

Gue ingin blog ini menjadi ladang pahala dan mampu meninggalkan satu kebaikan. Jadi saat kelak gue sudah nggak ada, blog ini akan tetap hidup dan menebarkan kebaikan. Seperti kata Pramudya Ananta Toer dalam kutipan di bawah ini :

Orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama tidak menulis, ia akan hilang.

Literasi Digital, Tidak Bisa Asal Tulis!

Seperti yang gue katakan di atas, bahwa literasi digital merupakan kecakapan menggunakan teknologi untuk menyebarkan informasi. Dan ini sudah pas banget dengan profesi blogger. Karena blogger mengolah dan menyebar informasi menggunakan platform digital.

Tapi seiring berjalannya waktu gue sadar bahwa menjadi blogger itu nggak bisa asal menulis artikel. Ada banyak hal yang perlu dipelajari. Bukan hanya sekadar belajar Search Engine Optimization (SEO) untuk mendapatkan pembaca dengan riset kata kunci, menempatkan kata kunci, dan menerapkan parameter SEO On Page saja. Akan tetapi juga harus belajar teknik menulis.

Bagaimana bisa kita berperan dalam literasi digital kalau artikel yang kita tulis susah dipahami? Yang ada malah pembaca malas membaca.

Meningkatkan Kemampuan Literasi Digital dengan Belajar Teknik Menulis

Menulis yang baik itu yang seperti apa? Apakah cukup hanya menulis berdasarkan KBBI atau Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)? BIG NO DARL! 

Sebelum menulis, kita harus posisikan diri sebagai pembaca. Kira-kira apa yang membuat pembaca kalian betah berkunjung di blog kalian? Apakah karena tulisan kalian yang mudah dipahami, punya alur cerita yang menarik, atau karena gaya bahasa kalian yang bisa bikin kangen?

Gue nggak menyangka berangkat dari kelas blogger untuk menaikkan Domain Authority (DA), bisa kenal dengan sosok gadis (iya masih single loh) bernama Gilang Maulani atau lebih akrab disapa Gemaulani. Seorang mojang Bandung yang pernah menulis buku antologi, buku solo, dan saat ini dipercaya menjadi kepala editor di Growthing.

Serunya Belajar Teknik Menulis untuk Memajukan Literasi Digital di Indonesia

Malam ini gue duduk manis kedai kopi Indiehome. Memesan kopi manual brew dengan metode seduh V60. Ada beberapa pilihan biji kopi single origin di meja bar. Setelah membaca informasi kopi dan mengendus aroma biji kopinya, akhirnya pilihan gue jatuh pada biji kopi arabika Papua Wamena.

Sejurus kemudian satu botol kopi V60 Papua Wamena tersaji untuk menemani belajar. Ternyata materinya cukup ringan tapi sangat berat bobotnya. Sebenarnya materinya juga sudah dipelajari saat sekolah dasar dan menengah.

Ternyata saat kita menulis dengan tata bahasa yang benar, itu banyak sekali manfaatnya. Salah satunya akan memudahkan pembaca blog kita memahami apa yang kita tulis. Tapi bagaimana sih biar tulisan kita menarik? Rajin-rajinlah membaca. Yap begitulah kata Kak Gilang.

Juga Harus Mahir Menyunting Tulisan

Merasa tulisan kalian sudah sangat baik? Sepertinya kalian harus membaca ulang artikel yang kalian tulis. Mungkin ada banyak kesalahan di dalamnya. Contohnya adanya kesalahan mengetik (typo) atau tanda baca kalian kacau.

Tanda baca ini sangat penting dan harus diperhatikan. Jangan sampai pembaca cepat bosan, bingung, dan pingsan saat membaca tulisan kalian karena tanda bacanya nggak jelas.

Perkembangan Literasi Digital di Indonesia

Perkembangan kemampuan membaca dan menulis digital di Indonesia telah menghasilkan beberapa poin berikut :

1# Proteksi (Safeguard)

Proteksi menekankan arti pentingnya perlindungan kenyamanan dan keselamatan pengguna internet. Safeguard ini meliputi data pribadi, keamanan daring (online safety & security), dan privasi individu (individual privacy). Beberapa hal yang termasuk risiko personal (personal risks) masuk juga pada bagian ini, yaitu terkait dengan isu cyberbully, cyber stalking, cyber harassment, dan cyber fraud.

2# Hak-hak (Rights) 

Ada beberapa hak-hak mendasar yang penting untuk dipahami setiap orang. Hak-hak tersebut meliputi kebebasan berekspresi yang dilindungi, hak atas kekayaan intelektual (intellectual property rights) seperti hak cipta dan hak pakai seperti model lisensi.

3# Creative Commons (CC).

Selain dua poin di atas, ada juga hak untuk berkumpul dan berserikat, kepastian ketika bicara tentang aktivisme sosial. Contohnya untuk melakukan kritik sosial melalui tagar di media sosial, advokasi melalui karya multimedia (meme, kartun, video, dll) hingga mendorong perubahan dengan petisi online.

4# Pemberdayaan (Empowerment)

Literasi digital membantu para pengguna teknologi untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Contohnya seperti citizen journalism yang berkualitas, kewirausahaan (entrepreneurship) terkait dengan pemanfaatan TIK dan/atau produk digital seperti yang dilakukan oleh para technopreneur, pelaku start-up digital, dan pemilik UMKM. Termasuk tentang etika informasi memerangi hoax, disinformasi, dan ujaran kebencian serta upaya menghadapinya dengan melakukan pemilihan informasi dan think before posting.

Komunitas Literasi Digital di Indonesia

Sadar nggak sih beberapa tahun belakangan ini ada banya komunitas literasi bermunculan? Sebut saja Taman Baca inovator, Indoreadgram, dan Booktube Indonesia. Tujuan umumnya sama, yaitu meningkatkan minat baca warga demi memperbaiki kondisi kebangsaan. Karena saat kita membaca dan menulis, maka semakin banyak hal yang bisa ketahui dan bagi.

Lalu ada pula Yayasan Literasi Anak Indonesia (YLAI) yang turut mendukung gerakan literasi digital untuk anak.  YLAI mempunyai tujuan mengembangkan budaya membaca, dan kecintaan akan membaca di kalangan anak-anak Indonesia usia SD di semua sekolah di seluruh Indonesia. YLAI menyediakan buku-buku membaca berkualitas, bahan-bahan, dan panduan-panduan guru untuk digunakan di sekolah dan perpustakaan di Indonesia.

Kesimpulan

Disadari atau tidak, blogger memegang peran yang besar dalam dunia literasi digital. Terutama untuk memerangi hoaks. Tulisan yang kita tulis harus mempunyai sumber yang akurat dan ditulis dengan gaya bahasa menarik. Jadi jangan lelah untuk belajar. Seperti kata Mas Irwin, kalau hidup ini adalah aktivitas belajar. Kalau kalian nggak mau belajar lagi, itu artinya kalian nggak mau naik kelas atau kalian sudah nggak hidup lagi.

Bagi gue sendiri, seorang blogger itu harus selalu merasa haus ilmu. Harus terus belajar agar tidak tertinggal. Karena di saat kalian tidur, ada banyak blogger baru bermunculan. Mau puas sampai situ-situ saja? Siap-siap karam.

PS
Peluk dari jauh

Lilpjourney Seorang travel blogger Indonesia yang suka jalan-jalan menyusuri keindahan alam berbalut adat dengan aroma secangkir kopi.

49 Replies to “Peran Blogger di Era Literasi Digital”

  1. Setuju banget Kak Putri…
    Blogger perlu terus belajar. Meskipun tujuannya ingin menebar manfaat, namun skill menulis dan editing ini penting supaya tulisan kita enak dibaca dan mudah dimengerti oleh orang banyak. Semangat sekalu menebar manfaat lewat blog.

    1. “Mau puas sampai situ saja? Siap-siap karam” wkwkw nohok banget Mbak Put kadang emang saya yang suka baca pun kalau lagi bosen, jadi malas. Tapi ya itu, tetap harus bangkit lagi. semangat kita belajar terussss

  2. Senang ya kak, bisa berkontribusi dalam mengembangkan dunia literasi digital. Memang miris tentang minat baca ini, pun buku bukunya juga tersedia sangat terbatas sih. Eh, hal perpustakaan tutup itu memang fakta dimana mana ya kak.

    1. Susah mengubah orang yang gak suka baca jadi suka baca dan rutin membaca. Aku udah coba di lingkungan terdekatku. Kalau orang di atas kita tentu sangat susah di ubah, ky orang tua, tante, rekan kerja bahkan yang sepantaran kyk teman2 pun susah juga.. jd aku coba ke adekku yg waktu itu di SMA ternyata gak berhasil juga. Mungkin harus dr TK/SD/SMP kali ya.. aku dulu suka baca dari SMP sebenernya dari SD udah mulai kepoin buku perpus juga sih tp dulu gak boleh dipinjam. Jadi terbatas bacanya di jam istirahat aja.

  3. Sejak menulis dan jadi blogger aku merasa kemampuan literasiku meningkatkan. Sebab apa2 yg aku tulis pasti akan dipertanggungjawabkan jadi sebisa mungkin sebelum merilis tulisan, apa2 yg ada di dalamnya sudah dipastikan kebenarannya.

    Jadi aku setuju banget, sepandai apapun orang jika dia tidak menulis dia akan “hilang” dan orang yg sudah meninggal dia seperti tidak ada karena tulisannya ❤️

  4. Minat baca masih rendah memang banyak sebab
    Ya karena harga buku nggak terjangkau,mau ke perpus jauhh banget atau wilayahnya emang terpencil hiks.sedih juga melihat kenyataan ini.semangat ya kak putri jd bloggernya.ditunggu cerita2 oke nya

  5. Mba put semoga buku penggugah literasi anak anaknya bisa segera terbit, pesen satu buat koko, makasih ☺

    1. Setuju sama Mbak Enny, menurut saya salah satu penyebab minat baca rendah adalah mahalnya harga buku. Saya sering menemui orang-orang di lingkungan sekitar yang kepingin membaca buku tertentu tapi karena harganya mahal, ga jadi deh. Mau pinjam di perpustakaan atau membaca versi digitalnya terkadang juga tak ada. Padahal siapa tahu kan buku tersebutlah yang mungkin bisa membuat orang itu jadi gemar membaca.

  6. Benar sekali mbak, sebagai seorang bloggers harus menguasai literasi digital. Dengan menguasai literasi digital maka konten-konten yang dibuatnya juga akan berkualitas dan juga bermanfaat bagi orang banyak

  7. Literasi digital ini terutama dibutuhkan oleh member grup2 keluarga yang banyak meneruskan pesan tanpa tahu pasti sumber dan kebenaran informasinya.

  8. Wah ka Putri punya rencana untuk menerbitkan buku. Asikkk nih, semoga cepat kelar prosesnya ya ka dan bisa langsung diperjual belikan.

    Kalimat terakhir emang bener sih, sekarang banyak blogger baru bermunculan. Berbeda dengan tahun sebelumnya saat itu persaingan blogger nggak sebanyak sekarang. Jadi blogger di zaman sekarang emang harus selalu menimba ilmu. Biar nggak karam hahaha

    fatimahaqila.com

  9. Misinya bagus banget Mba apalagi sebagai seorang blogger Saya juga sebagai blogger, mulai serius di blog itu untuk berbagi ke banyak orang. Semoga misinya bisa dirasakan oleh banyak orang ya Mba dan selalu semangat sebagai seorang blogger yang berbagi ilmu kepada pembacanya

  10. Setuju banget kak… Sebagai blogger kita itu bertanggung jawab besar terhadap tulisan yang kita publikasikan… Ada banyak hal dalam yang harus dipelajari dalam menjadi seorang blogger yang baik dan bertanggung jawab terhadap tulisan kita.

  11. Susah mengubah orang yang gak suka baca jadi suka baca dan rutin membaca. Aku udah coba di lingkungan terdekatku. jd aku coba ke adekku yg waktu itu di SMA dan ternyata gak berhasil juga. Tetep gak suka baca dan kalau ada pertanyaan apa cuma mau jawaban gampangnya. Mungkin harus dr TK/SD/SMP kali ya dibiasakan baca.. aku dulu suka baca dari SMP sebenernya dari SD udah mulai kepoin buku perpus juga sih tp dulu gak boleh dipinjam. Jadi terbatas bacanya di jam istirahat aja.

  12. Susah mengubah orang yang gak suka baca jadi suka baca dan rutin membaca. Aku udah coba di lingkungan terdekatku. jd aku coba ke adekku yg waktu itu di SMA dan ternyata gak berhasil juga. Tetep gak suka baca dan kalau ada pertanyaan apa cuma mau jawaban gampangnya. Mungkin harus dr TK/SD/SMP kali ya dibiasakan baca.. aku dulu suka baca dari SMP sebenernya dari SD udah mulai kepoin buku perpus juga sih tp dulu gak boleh dipinjam. Jadi terbatas bacanya di jam istirahat aja.

  13. Iya niih.. Blogger kudu belajar terus ya. Aku sendiri masih kurang banget untuk membaca.

  14. Aktivitas membaca bukan hanya sekadar membaca ya mbak put, tapi juga tentunya belajar. Kalau membaca lalu menguap begitu aja, tentu ada yg kurang tepat dengan caranya. Well, setelah jd blogger ngerasa memang kalo literasi itu sepaket bgt dan ga boleh males lama lama utk ga belajar

  15. Semangat terua belajar ya put. Sambil terus berdoa semoga literasi baca tulis di Indonesia makin meningkat seiring dengan banyak ya blogger berkualitas

  16. Jadi blogger sekarang nggak bisa asal tulis, ya. Harus punya sumber yang valid dan tidak menyebarkan hoax

  17. Setuju. Selain memperhatikan cara penulisan yang baik, sebagai blogger kita perlu menentukan pendekatan kita ke pembaca.

  18. Setujuu,, selain menulis juga ada semangat dan manfaat yang juga disalurkan melalui tulisan yang dipublikasikan

  19. Betul mbak sebagai blogger secara tidak langsung kita sudah jadi model untuk orang lain ikuti berdasarkan apa yang kita tulis ya mbak. Maka dari itu butuh kehati-hatian ketika menulis buah pikiran kita dalam blog.

  20. Jadi blogger sebenarnya pilihan yang tidak ringan lho, menurut saya. Ya iya kan harus bisa menyampaikan informasi dengan cara menarik dan mendidik pembaca. Itu sebabnya nggak ada kata berhenti belajar buat blogger. Selalu dan selalu ada ilmu baru yang harus dipelajari biar tak ketinggalan pesawat.

  21. 7 tahun sebagai karyawan PTS yang bertugas di perpustakaan, rasanya bahagia banget kalo ruangan tuh sepi. Loh kok? Maksudnya, para pengunjung itu diem gitu loh. Gak pake becanda, ngobrol apalagi ketawa ngakak ampe nyaring buanget. Suka elus dada deh.. Bahagia lagi kalo pengunjungnya banyak tapi nggak ribut. Minat baca mahasiswa sendiri jelas tinggi karena pas ada tugas & pada lagi nyusun proposal plus skripsi wkwk.

  22. Memang sebagai blogger kita harus mengikuti perkembangan dunia literasi agar tak tergerus derasnya arus hoax.

  23. Menarik juga nih, literasi juga merupakan kecakapan digital dan para blogger punya andil di dalamnya. Rajin membaca itu koentji ya kak.

  24. Kayanya aku harus punya semangat menulis kaya mbak putri nih. Semangat menulisku naik turun. Dikepala ni kadang ada ide tp kok mager banget buat merangkai kata. Heee…

  25. Mengembangkan kemampuan Literasi emang penting nih. Terus belajar untuk upgrade diri is a must karena bagaimanapun namanya blogger pasti gak bisa lepas ama yg namanya literasi di dunia digital.

  26. Duh, kok miris banget ya dari 1000 orang yg suka baca cuma 1 orang. Hehe… Dunia digital bergerak maju harus nya diimbangi dengan kemampuan literasi yg baik ya kak

  27. Darurat membaca berimbas ke lebih mudah nya terdampak akan hoak. Untuk itulah penting nya upgrade diri, dengan begitu bisa membantu meningkatkan literasi digital untuk diri sendiri, baru deh di sebarluaskan untuk orang lain

  28. Tau sih kalau Indonesia darurat membaca. Tapi nggak nyangka sampai segitunya. Dari 1000 cuma 1 org aja
    Makasih sharingnya kak

  29. memang harus diakui jaman digital gini hrs abnyak dimanfaatkan sebaik mungkin, makasih sharingnya

  30. Baca terakhir kok jadi takut ya.. Jadi pengen nggak tidur nih hahaha.. Semoga kita bisa membawa manfaat yang baik kepada orang lain yang datang ke blog kita ya mbak. Hidup memang tentang belajar dan terus belajar 🙂

  31. Blogger juga sebagai perantara literasi digital, sehingga apa yang dituliskan harus sesuai dengan fakta ya, tidak asal nulis.

  32. Suka sama tulisannya. Mengalir dan mudah dipahami. Aku harus belajar lagi nih, apalagi sudah lama nggak aktif menulis, rasanya belakangan ini tulisanku jadi kaku. 🙁 btw kalimat terakhirnya nampol nih put 😀

  33. di zaman serba teknologi seperti sekarang ini memang semuanya harus paham tentang literasi, digital untuk menghindari termakan informasi yang tidak valid. sehingga kita akan lebih bijak dan cerdas dalam memanfaatkan informasi yang ada

  34. Duh kalimat penutupnya jleb banget Mbak. Btw sama saya juga dulu ngeblognya cuma mikir sendiri tapi sekarang tujuannya udah beda apalagi tahu kalau ternyata blog syaa juga sudah menemukan banyak pembacanya. Niatnya sama ingin berbagi pesan-pesan kebaikan dan well merasa bersyukur banget bisa jadi blogger yang juga memiliki peran penting dalam perkembangan literasi digital

  35. Di kampung halamnku lhoba gak ada perpustakaan umum. Buku-buku hanya pelajaran sekolah. Aku jadi punya mimpi ingin membuat perpustakaan di Kampung agar minat baca warga kampung menjadi baik. Terlebih internet juga sudah masuk dan akhirnya banyaa yang termakan isu hoax.

  36. Seperti itulah kenyataanya, Mbak Putri. Minat baca semakin menurun. Beda sekali pas saya kecil, haus bacaan. Sekarang pengaruhnya game. Dan terkadang ada orangtua yang tidak menularkan minat baca ke anaknya. Makanya orang dewasa pun yang terjebak dengan judul. jadi salah satu menebarkan literasi digital itu lewat blog juga.

  37. Mbak… sungguh mulia misi nya 🙂 seneng aku bacanya. Blogger harus masuk jajaran golongan positif vibe. Hanya menebar yang bermanfaat bukan malah menyesatkan ya mba 🙂

  38. Betul banget Mba, sebagai blogger kita wajib berhati-hati dalam menulis agar bisa memberikan informasi yang baik. Dengan melek literasi digital semoga masyarakat makin paham bagaimana bermedia sosial yang bijak.

  39. Yang saya khawatirkan dari majunya teknologi digital adalah kurangnya literasi digital yang salah satu negatifnya menyerang anak-anak.

  40. bener bgt mba putri sekrang minat baca semakin rendah trus motivasi membaca juga semakin menurun padahal teknologi sudah semakin maju mereka hanya membaca hal yg menurut mereka asik padahal yg asik belum tentu bermanfaat utk pribadi apalagi anak-anak , aduh miris bgt ya. semoga kedepannya minat membaca terkhususnya anak-anak makin berkembang dan kita sebagai blogger pun bisa juga memberikan kisah yang beredukasi agar menarik untuk mereka. amin

  41. Sedih memang melihat fakta ini tp g boleh tinggal diam n kita hrs memulai member contoh yg baik untuk semua

  42. Tulisan dengan diksi manis beginilah yang bakal menyumbang semangat belajar literasi digital. Karena nggak dimungkiri, ngomongin literasi nggak sebatas kecakapan baca dan tulis. Tetapi juga memahami sekaligus menganalisa makna yang tepat.

  43. Masya Allah tulisan yang sangat mencerahkan. Betul sekali saat ini kita memang dalam kondisi darurat “membaca” mengingat minat baca masyarakat masih sangat rendah, sehingga perlu “kompor” untuk membangunkan minat baca mereka. Salah satu caranya dengan menghadirkan tulisan yang renyah, ringan dan menarik. Semangat melepaskan jemari, semangat mengukir jejak melalui tarian jemari

  44. Ulasan yang menarik inspiratif tentang peran seorang bloger untuk memperbaiki kualitas literasi di negeri ini.

    Just wandering, apa sih yang bikin mbak Putri mau take part untuk memperbaiki kualitas literasi masyarakat Indonesia lewat blog ini?

    I mean, kenapa itu penting buat Mbak Putri?

    Mind to share?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *