LilPJourney.com | Kampung Ollon Toraja – Mahal bukanlah ukuran harga. Karena tak ada kata mahal untuk perjalanan yang berhasil mengubah pandanganmu tentang suatu tempat. Jauh bukan ukuran jarak. Karena semua lelah akan terbayar saat maha karya Tuhan menampilkan kejutan yang luar biasa. Seperti Toraja dengan semua kejutannya. Cerita kali ini tentang petualangan ke Kampung Ollon Toraja.
Tiba-tiba gue jadi guide ke Kampung Ollon untuk nemenin Bang Juppe’ (orang Toraja).
…………….
Suatu siang di Jak Koffie, 21 Maret 2019
“Sudah kemana aja di Toraja?” Tanya bang fotografer temen om kura-kura
“Kayanya kalau yang iconic hampir semua.” Jawab gue mantap.
“Dia udah 4 kali ke Toraja bang. Kampung Ollon aja udah dia datengin.” Lanjut om kura-kura.
Begitulah pengantar percakapan dihari pertama pada kunjungan ke empat gue ke Toraja.
…………….
Jika pada artikel sebelumnya Toraja selalu identik dengan kopi, kuburan batu dan adatnya yang kental, kali ini gue pengen menceritakan tentang sisi lain Toraja. Saat mencari tagar Toraja di aplikasi instagram, mungkin salah satu rujukan tempat wisatanya adalah Kampung Ollon atau Bukit Ollon. Ramai diperbincangkan di sosial media, tak sedikit pelancong yang telah berkunjung kemari.
Baik dari Toraja sendiri ataupun dari luar Toraja yang doyan mengeksplor suatu daerah. Kalian yang suka touring dan trail di jalan yang menantang KAMPUNG OLLON ADALAH JAWABANNYA. Simak sampai habis ya artikelnya.
Wah cantik banget tempatnya. Tapi kira-kira medannya gimana ya? begitulah isi kepala gue saat mencari tau Kampung Ollon Toraja.
Petunjuk Arah Ke Kampung Ollon Toraja
Namanya Kampung Ollon, sebuah kampung yang dijuluki sebagai ‘surga tersembunyi di Toraja’. Kampung Ollon merupakan sebuah kampung di bawah administrasi Desa Buakayu, Kecamatan Bonggakaredeng, Kabupaten Tana Toraja.
Menawarkan pemandangan alam dengan komposisi yang pas antara gunung dan sungai. Kampung ini menjadi magnet tersendiri untuk para pelancong yang doyan dengan alam. Selain dijuluki sebagai ‘surga tersembunyi di Toraja‘ beberapa orang juga menyebutnya sebagai ‘bukit teletubbies Toraja‘. Bahkan ada pula yang menyebutnya ‘New Zealand di Toraja‘ karena kecantikan kampung ini.
Bagi seorang traveller, hal terpenting sebelum melaksanakan sebuah perjalanan adalah melakukan riset. Apalagi kalau tempat yang diincar masih terbilang baru dan belum banyak yang mengulas.
Penelusuran pertama biasanya diawali dengan berselancar mencari foto-fotonya di instagram, lalu berselancar di browser untuk mencari detail objek wisata. Terakhir adalah mencari petunjuk jalan lewat maps.
Dan taraaaa….betapa nggak kagetnya gue ketika layar maps menunjukan dialog ‘can’t find a way there’. Hahaha.
Lokasi ditemukan dengan key word : Ollon Valley | Dok Pribadi |
Zoom out | Dok Pribadi |
YAY!!! Tak ada jalan | Dok Pribadi |
Setelah di zoom out lagi, medannya keren | Dok Pribadi |
Tapi percayalah, seorang traveller (akan) selalu menemukan jalannya. Yakin deh.
Berbekal smartphone dan browser akhirnya jalan menuju Kampung Ollon pun terbuka. Ialah situs Kareba Toraja yang memberikan ulasan lengkap petunjuk arah ke Kampung Ollon.
- Baca Juga : Tongkonan Kale Landorundun Toraja
Nekad Ke Kampung Ollon
Saat itu gue berangkat dari Makale sekitar pukul 06.00 pagi dengan motor matic Honda Beat. Karena berdasarkan info dari om wartawan di rumah mama Landorundun, medannya masih bisa ditempuh menggunakan motor matic. Tapi percayalah ini sangat tidak direkomendasikan setelah gue kesana langsung.
Gue lebih merekomendasi untuk menggunakan motor trail atau motor bebek seperti Jupiter Z dan Revo. Kalau ingin menggunakan mobil mungkin bisa menggunakan jenis double cabin yang biasa untuk off-road seperti Strada dan Jeep Wrangler. Tapi lebih asik pakai motor trail sih. Hehehe.
Spot foto saat di perjalanan : Pintu Jomblo | Dok Pribadi |
Berdasarkan informasi yang gue rangkum dari Kareba Toraja, gue perlu searching di maps Desa BUAKAYU dengan tambahan petunjuk saat tiba di lokasi ada ‘KANTOR KECAMATAN BONGGAKAREDENG’ disebelah kiri jalan. InsyaAllah mapsnya bener kok.
Nggak setajam tikungan temen, tapi lebih bahaya kalau meleng | Dok Pribadi |
Jarak tempuh dari Makale sekitar 35 km dengan medan (berdasarkan pengalaman pribadi) yang relatif aman untuk motor matic. Jalannya meliuk-liuk dan banyak tikungan, jadi pastikan rem dan klakson berfungsi normal. Selain itu pastikan BBM kendaraan sudah terisi full (ingat kita menembus pegunungan loh, nggak tau kapan nemu orang jual BBM). Tapi ada kok beberapa warung yang menjual BBM dipinggir jalan.
- Baca Juga : Tempat Wisata Alam Toraja
30 km pertama, lancar kondisi jalan aman | Dok Pribadi |
Nah setelah menemukan KANTOR KECAMATAN BONGGAKAREDENG, tinggal lurus saja sekitar 500 meter. Ada pertigaan pertama–sebelum jembatan besi–belok kanan ya. Jadi kalau kalian melewati jembatan, artinya kalian kebablasan. Jalannya seperti jalan setapak dan masuk hutan, tapi cukup lebar sekitar 2 meter. Nah mulai dari sini jalannya sudah nggak beraspal tapi masih aman untuk motor matic. Udah mau sampai? BELUM.
Kalau melewati jembatan ini, artinya kebablasan, jadi harus puter balik | Dok Pribadi |
Mari Berpetualang ke Kampung Ollon Toraja!
Sekitar 5 km setelah belok kanan, kita akan menemui warung yang biasanya dijadikan tempat berkumpul warga. Kalian yang nggak sempet membawa bekal makanan, bisa beli snack dan air mineral disini. Nah dari sini PETUALANGAN DIMULAI.
Warung penanda kalian sampai untuk memulai petualangan | Dok Pribadi |
Rekomendasi Kendaraan
Perjalanan selanjutnya, jujur kalian sudah tidak di rekomendasikan menggunakan motor matic. Karena medan selanjutnya berbatu, tanjakan dan turunan yang rawan sekali. Tapi kalau sudah terlanjur menggunakan matic, bisa sih asal MOTORNYA BENAR-BENAR DALAM KONDISI PRIMA.
Waktu itu gue melihat langsung ada ‘warga Kampung Ollon’ yang menggunakan motor matic Honda Beat. Tapi mereka sudah expert dan motornya masih baru. Hehehe. Solusinya? Kalian bisa pakai ojek kampung. Harganya memang cukup menguras kantong. Tapi worth it kok dengan medan dan jarak yang kalian akan lalui.
Masih 10 km guys! | DOk Pribadi |
500 meter pertama setelah warung | Dok Pribadi |
LET’S START OUR ADVENTURE!!! Sesuai informasi dari warga dan papan petunjuk arah masih ada 10 km lagi untuk ke Kampung Ollon. Oh kawan, percayalah, bahwa medan jalan kali ini sangat berbeda dari 35 km di awal. Mungkin cuma 10 km. Tapi serasa 50 km waktu tempuhnya.
Persimpangan : kiri ke Kantor Lembang kanan ke Kampung Ollon | Dok pribadi |
Lost Signal
Setelah 5 km perjalanan kalian akan menjumpai persimpangan. Kalau ke kiri menuju ke Kantor Lembang (Desa) Buakayu dan ke kanan untuk menuju Kampung Ollon. Disini adalah titik terakhir kalian menemukan signal. Ya LOST SIGNAL! Tapi jangan khawatir, sisa jalan 5 km hanya ada satu jalur dan insyaAllah nggak akan nyasar kok.
Kalau lelah istirahat aja | Dok pribadi |
Sepanjang perjalanan 10 km itu kalian akan di suguhi pemandangan yang luar biasa indah. Mulai dari perbukitan gunung yang masyaAllah cantik banget, hewan ternak seperti kuda, sapi dan kerbau yang berkeliaran di alam. Dan pemandangan yang bikin spot jantung adalah medan yang membuat kalian nggak bisa lengah. Saat kalian menemukan portal (pintu kayu) itu tandanya : WELCOME TO KAMPUNG OLLON.
Truck pengangkut hewan ternak dan biasanya di gunakan warga untuk ke pasar | Dok pribadi |
Medan jalan yang real lebih seru kok hehehe | Dok Pribadi |
Kondisi jalan | Dok Pribadi |
Welcome to Kampung Ollon | Dok Pribadi |
Sampai di Kampung Ollon
Setelah melewati jalan dengan kondisi yang ‘wow’, kalian mungkin nggak akan menyangka bahwa di kaki gunung ini menyimpan kehidupan di dalamnya. Lumayan ramai walaupun tak ada signal ponsel. Kalau untuk listrik, warga Kampung Ollon mendapat supply listrik dari solar cell yang merupakan program dari PNPM (maaf literasi untuk ini kemarin kurang detail karena salfok dengan cerita masyarakat disini).
DESEMBER TAHUN KEDUA
Kampung Ollon Toraja | Dok Pribadi |
Makan nastar dulu isi tenaga | Dok pribadi |
Putar Balik
Terimakasih Pak Karman | Dok Pribadi |
Dibonceng Pak Lembang
Selain menggunakan motor, ada kuda. Nah dulu mereka pakai kuda untuk menempuh perjalanan – Tutur Pak Karman.
Foto Bareng Pak Lembang Ollon | Dok pribadi |
Kan jalannya untuk semua orang kak, makanya harus bareng-bareng benerin jalannya – Tutur salah satu pemuda.
Gotong royong pemuda Kampung Ollon | Dok pribadi |
Gotong Royong Jalan desa
Namanya juga baru dibuka, jadi ya belum mulus | Dok pribadi |
Jalannya nano-nano, kadang berbatu dan tertejal, kadang tanah yang mulus | Dok pribadi |
Berbincang dengan warga | Dok pribadi |
Saat itu ada beberapa TNI yang sedang berkumpul juga. Ternyata akan ada acara disini. Pak Bupati kalau tidak salah akan berkunjung dan ada ibadah Natal pada malam harinya. Ya ampun, percaya deh saat gue nulis artikel ini, rasa rindu itu datang dan gue masih bisa merasakan betapa hangatnya mereka berbincang dan berbagi cerita. Lagi-lagi, kopi menjadi bahasa universal. Saat satu teko kopi tersaji, akan ada banyak cerita tertutur dengan rapi.
Ngopi yuk | Dok pribadi |
Tata Krama
Walaupun Pak Karman adalah sosok termuda saat itu, tapi mereka sangat hormat kepada beliau. Tata krama dalam perbincangan itupun sangat gue rasakan : tabe’ Pak Lembang (Permisi Pak Kepala Desa, red). Begitulah ‘unggah-ungguh’ mereka sebelum berbicara panjang lebar menceritakan seseuatu ke gue.
Pak Martani | Dok Pribadi |
Ialah Pak Martani, salah satu TNI yang saat itu sangat antusias menceritakan tentang Toraja ke gue. Salah satu cerita yang menarik ialah peradaban di Toraja. Dimulai dari menhir ‘simbuang batu’ yang banyak ditemukan di Toraja sebelum adanya tulisan ‘lontara’. Lalu dilanjutkan dengan adanya tongkonan tua yang ada di dalam kampung seberang. Jadi sebenarnya, seberapa tua peradaban di Toraja ini? Melihat kota ini sangat kaya dengan jejak peradabannya.
Para warga memasak untuk ibadah Natal | Dok pribadi |
Kampung Seberang
Ada juga cerita masyarakatanya yang cukup membuat gue terenyuh. Selain Kampung Ollon, ada lagi kampung diseberang yang mana untuk keluar kampung harus menyeberangi sungai dengan perahu yang terbuat dari kayu besar yang di lubangi. Untuk berbelanja ke pasar, mereka harus melakukan perjalanan selama 3 hari meninggalkan rumah. Jadi masih mau ngeluh?
Anak-anak kampung Ollon | Dok pribadi |
Selepas makan siang, Pak Karman mengajak gue untuk naik ke spot foto yang ramai di instagram itu. Awalnya gue kira bisa jalan kaki. Karena kata beliau : dekat mba, tinggal naik sedikit. Ternyata harus pakai motor karena jarak yang katanya Pak Karman dekat ternyata, cukup lumayan.
Kampung Ollon | Dok Pribadi |
Pak Karman Kepala Lembang Buakayu | Dok pribadi |
Disini Pak Karman bercerita. Dulu di daerah sungai itu pernah terjadi perang untuk memperebutkan daerah kekuasaan. Mungkin seperti perang untuk memperebutkan daerah adat. Ceritanya seru sih. Tapi, nggak semua bisa gue share. Hehehe. Setelah puas mengambil foto dan video, kami turun ke bawah untuk lanjut explore Kampung Ollon. Sumpah ini pengalaman paling seru di Toraja selain sama kamu di acara Ma’ Nene’ kemarin. Kadang mikir : gue mungkin traveller yang beruntung. Dulu di acara Ma’ Nene’ yang langka itu (3 tahun sekali) di guide sama om Fyan Layuk, orang Dinas Pariwisata Toraja Utara. Tinggal di tongkonan milik Kepala Desa Landorundun. Sekarang keliling Kampung Ollon di temenin langsung sama Pak Lembang-nya. Hehehe.
Pak Lembang dan warga | Dok Pribadi |
Naik Kuda di Ollon Toraja
Turun ke bawah, Pak Karman ngajak ke daerah belakang desa. Disana gue diajakin naik kuda. Hohoho I’m happy traveller. Saat itu para ibu-ibu sedang sibuk mempersiapkan makanan untuk ibadah natal. Pokoknya berasa banget gotong-royong dan kekeluargaan masyarakat disini. Saking ramahnya warga disini, sampai gue lupa ada si Koneng di atas lagi nungguin gue. Hahaha. Bahkan mereka, para warga, meminta gw untuk tinggal barang satu malam. Sayangnya gue sudah terlanjur beli tiket bis malam ini untuk pulang ke Makassar.
Oooh masih inget balik ternyata. Udah mau gue tinggal padahal kalo lu nggak balik-balik. Pamit 1 jam ini hampir 5 jam tauuuu – Omel Koneng.
Ibu-ibu Kampung Ollon | Dok pribadi |
Lima jam di Kampung Ollon membuat gue sadar, bahwa ada banyak sisi Toraja yang belum gue lihat. Dan sepertinya nggak akan habis walaupun gue tinggal disini satu bulan. Terimakasih untuk Pak Karman, para Bapak TNI yang sangat ramah menuturkan banyak cerita. Walaupun cerita dari mereka tidak bisa gue share semuanya disini. Dan warga Kampung Ollon yang sangat ramah.
Si kerbau legendaris Toraja, the real bibit mahal | Dok pribadi |
Kakek di Kampung Ollon | Dok pribadi |
Jadi Guide ke Kampung Ollon Toraja
Kalau kalian mengira gue baru satu kali kesini, kalian salah. Pertama kali ke Kampung Ollon itu bulan Desember 2018, terus saat gue balik ke Toraja lagi bulan Maret 2019 gue ke Kampung Ollon lagi dong. Kali ini gue yang jadi guide untuk orang lokal. Hah kok bisa? Jadi waktu itu bang Uppe’, ponakan Pak Lembang Landorundun, ngajakin ke Kampung Ollon. Katanya dia belum pernah ke Kampung Ollon. Karena gue juga kangen kesana jadi gue temenin dia.
Hi, terimakasih sudah menjadi temen jalan yang seru. Maaf aku pergi. Hehehe
Sukses lah ya nge guide orang hehehe | Dok Pribadi |
CATATAN UNTUK KALIAN
Bagi kalian yang berniat ke Kampung Ollon, jangan pakai motor matic ya. Kecuali mau pulang ditengah jalan. Hehehe. Dan bagi yang pengen nginap disini tapi nggak bawa perelengkapan, bisa sewa tenda disini dengan harga sew Rp 50.000/tenda. Biaya retribusi untuk masuk ke sini Rp 5.000/orang. Terbilang sangat murah. Kalau mau makan, ada warung di tempat gue berbincang dengan Pak Lembang dan warga. Tapi mungkin cuma pop mie dan kopi.
Selebihnya :
Tolong jaga alam disini. Jangan tinggalakan apapun selain kebaikan dan cerita manis. Buanglah sampah pada tempatnya, atau bawa pulang lagi. Tidak sulit bukan?
Kalau bukan kita sendiri yang memulai untuk berbuat baik, siapa lagi? Menyerukan tanpa aksi juga percuma. Jadi, awali dari diri sendiri dan biarkan orang lain mengikutimu.
Seorang traveler akan menemukan jalan pulangnya sendiri. Dia mungkin tak membawa cinderamata yang indah, tapi mereka akan membawa segudang cerita. Waktu itu tujuan gue adalah KAMPUNG OLLON TORAJA. Wajar bila dalam sebuah perjalanan memiliki tujuan akhir, tapi ketahuilah pada akhirnya yang terpenting ialah PERJALANANNYA.
PS
Peluk dari jauh
Walaupun jarak tempuhnya jauh dan susah….tapi semua itu terbayar dengan pemandanganya yang indah,,
bener kak…
ada harga yg harus di bayar untuk suatu keindah bernama : perjuangan hehehe
terimakasih telah berkunjung kak :))
Seruu bgt yaa jalan ke kampung olon, my trip my adventure banget hehe aku jg prnh dlu ke nusa penida, jalannya krg lebih kaya gni, tp justru disitu kenikmatan travellingnya hehe
tp beda sama nusa penida kak. soalnya ini medannya lebih terjal banget
Ini bukit teletubbiesnya keren euy.. Kalah deh yg di pelaihari ya.. Haha. Setuju banget sama pesannya nih. Buang sampah pada tempatnya. Kalau gak nemu bawa pulang aja. Kadang nih.. Kalau aku kan masukin ke tas tuh. Sampe rumah ya taroh aja. Seminggu berlalu baru inget. Eww banget gak sih. Heu heu.
tapi semua tempat punya ciri khas dan ceritanya sendiri kak hehehe.
kadang aku juga lupa naruh sampah di tas berhari2, untung sampah kering
Itu kerbau bule-nya denger-denger kerbau yang mahal bingit ya nggak ?
cocok ajalah Toraja itu salah satu destinasi wisata yang cukup populer di Indonesia, sesuai dengan keindahannya, keeksotisannya.
https://www.bundaisty.com/
iya yen mahal banget. hahaha
calon fortuner kata orang disana sih
Pas lihat foto kerbaunya kupikir itu sapi. Hihi. Keren banget ceritanya, put. Kapan-kapan tulis juga tentang wisata di banjar yaa
hehehe ulun kdd kawan bejalanan kak disini. pali cafe aja kalau pariwisata. ke pasar terapung aja blm :((
tp ada kok artikel bukit batas yang pernah ulun tulis kak
Beneran indah banget tpai jalan yg dilalui tak seindah pemandangannya. Huhu 🙁 Tapi terbayarkanlah ya dengan pemandangan yg luar biasa itu.
kemaren pas mau kesana lagi : aduh capek, tapi seru sih naik motor trail. hahahaha
iya kak, katanya jodoh banget sama Toraja. Bikin nyaman, padahal nyaman itu jebakan #eeehhh
nah iyap bener ada bukit teletubbies di Pelaihari
Keren banget Toraja ini, pengen banget kesana loh kaaa
Yuk kak di agendain hehehe
Atau mau gabung trip bareng aku juga boleh loh. Hehehe
Cantikkkk kaliii, kaya di Sumba itu.
Tapi kayanya ini belom terlalu terkenal ya, jadi masih seoi.
Dan muraaaah banget sih masuknya.
Semoga tetap terjaga dengan baik ya, sayang kalo rusak seindah ini 🙁
salam,
http://www.rizkyashya.com
Bener kak. Awalnya aku mikir : waaah like Sumba but lebih eksotis karena belum terlalu terjamah. Yuk main ke Toraja
Perjuangan banget ke sanaa yak. Kalo ga yg jiwa traveler (kaya aku) pasti udah nyerah. Wkwkwk… Mba,mereka memenuhi kebutuhan hidup gimana klo akses kemana2 susah betul? 🙁
Oya, perjalananmu sungguh bersahabat dengan matahari, jangan lupa sunscreen yaa 😉
Memang diperlukan perjuangan ekstra kak untuk ke Kampung Ollon. Tapi setelah sampai semua perjuangan akan terbayar.
Untuk memenuhi kebutuhan mereka bercocok tanam dan ke pasar, walau harus menemouh perjalanan yang jauh.
Always dong yaaa sunscreen. Biar gosong tapi eksotis #eeeaaaaa
boleh kak ^^
ditunggu undangan ngopinya di-email putriiisantoso@gmail.com yaaa ^^
terimakasih sudah mampir
Wuihhh….kebayang perjuangan menempuhnya. Tapi emang terbayar banget ya, ama pemandangan dan pengalaman lainnya yg didapat di sana.
Perjalananya sukses bikin lemak di perut menari-nari kak. Hahaha
Tapi seru banget dan tambah seru pas udah sampai disana, duduk sama warga di sana, sama Pak Kepala Desa. Mendulang cerita
Selalu excited baca cerita kaka di Toraja ini. Jadi pengen balik lagi ke Toraja karena ada banyak tempat yang belum saya explore. Semoga kelak bisa kesana lagi. Aamiin
Btw, emang nggak akan ada usaha yang sia-sia yaa kak. Perjalanan yang jauh dan agak sulit akan dibayar dengan keindahan alam dan pengalaman yang tak akan terlupakan selamanya. Semangat kak!
Satu kali mah nggak akan cukup untuk Toraja. hehehe
Lebih seru lagi kalo tinggal di kampung sama ornag lokal. Pasti banyak cerita
PUUUUUUTTT PERJALANAN LO SERU BANGEEETTT! Itu kayak di Sumba gitu ya. Gue berasa ikut naik motor ke Kampung Ollon nih. Asiknya memang nginep semalem ya, karena perjalanannya jauh dan melelahkan :))
Saat lo bilang "kepala desa" dan "pakai batik", gue kira udah bapak-bapak tua gitu. Ternyata masih muda banget. Mungkin lebih pas dipanggil "Bang Karman" hehe
iya nih seru banget pas pertama kesana. Pas kedua malah jadi guide untuk orang Toraja >.< hahaha
eh lebih eksotis disini kali ya. soalnya belum terlalu terjamah gt. iya nih nanti pas balik kesana mau nge camp disana
kalo 'bag' mah lu aja Bang Matius XD
Waw perjalanannya menantang banget, kak! Saya belum pernah travelling naik motor gede gitu dengan jalanan yang terjal. Seru ya kayaknya, apalagi bisa dapat suasana baru dan kenal warga setempat. Challenging banget!
Seru banget kak. Dari dulu pengen banget cobain jalan pake motor trail. Tapi apalah daya tinggi 155 cm ku ini tak memungkinkan untuk berpetualang bareng si trail ini
Iya nih mba. Bolak balik Toraja tapi kaya masih ada aja yang ke tinggalan. hahaha
Surga Indonesia banget, ya. Kadang-kadang saya suka menyayangkan Indonesia punya banyak surga indah begini, tetapi akses ke sananya sulit. Tapi, saya mikir lagi. Kadang-kadang akses yang sulit gini bisa jadi 'nikmatnya' traveling 🙂
Gimana ya kak, aku bingung sih kalau menanggapi antara sarana sama 'idealisme' aku untuk menjaga suatu tempat biar eksklusif terus. hehehe
Jadi, semua tergantung dengan pengelola dan pemerintah disana. Selama yang memfasilitasi adalah pemerintah sih gpp, tapi kalau ada penanaman modal asing harus di pelajari dulu bentuk supportnya. hehehe
Wij, seru banget ceritanya
Kalau saya sih percaya tidak ada yang namanya kebetulan. Yang kamu dapatkan itu yang memang hak kamu.
Nah, dari sini jadi tahu kan pentingnya infrastruktur?
Terima kasih buat ceritanya ya. Sekarang aku tahu harus tanya ke siapa kalau mau ke Olon 🙂
Kak Darius!!! aku fans tulisan kamu loh!
iyap bener kak infrastruktur itu penting banget. tp seru naik trail…
Yuk nanti main bareng yaaa ke ollon atau trip lain gitu…
Sungguh pengalaman yg berkesan ya..dan pemandangan kampungnya indaaah… Semoga skupun bisa sampai sana suatu saat. Aamiin..
Perjalanan yang sulit sepadan banget ya saat sudah tiba di tujuan. Cantik banget Kampung Ollon-nya. Semoga suatu saat bisa juga ngegalau di Toraja. aamiin
Jalannya nano-nano, kadang berbatu dan tertejal, kadang tanah yang mulus. Kya hidup kita hahaha…
Itu ngetrip sndirian?
wahh ada surga tersembunyi di Toraja nih.. waktu ke Tator cuma ke makam batu dan rumah adat itu aja.. Tapi saat perjlanan menuju Tator pas setelah Enrekang saya melihat pemandangan kayak di Ollon ini.. keren banget.
Ternyata di balik perbukitan ada kehidupan ya, di Kampung Ollon. Kalau sedang dalam perjalanan tau2 ga ada sinyal, rasanya wow bisa mewek wkwkwkwk. Tapi karena ga panik dan di jalan juga mbak sangat menikmati, jadi terbayarkan semua segala kesulitan deh. Ga pernah bosan baca cerita Toraja mbak 🙂
Wow banget medan perjalanannya ya. Memang klo naik motor harus beneran prima. Tapi luar biasa, itu lelah perjalanan terbayar lunas deh sama view cantik di Kampung Ollon
Btw aku gagal fokus sama mugnya euy
Cakeeeeep. Beli di mana, kaka?
Hai Putri, saya baca tulisan perjalanan ini dari awal sampai selesai, dan terharu banget.
Saya udah denger tentang Ollon dari dulu-dulu, tetapi nggak mengira medan ke sananya seberat itu.
Suasana gotongroyongnya kelihatan sekali, the power of "kepepet" pada rakyat desa itu nampak banget dalam cerita ini.
Saya yang semula bercita-cita ingin ke Ollon, pun kayaknya urung. Kayaknya lebih baik saya milih nunggu pemerintah Sulawesi Selatan untuk bikin akses jalan yang nyaman ke sana.
Terima kasih ya udah diceritain. Jempol deh.
Masya Allah, ikut deg-degan deh baca perjalanannya yang ekstrim, sampai GPS pun nyerah hehe, Alhamdulillah bisa dua kali main kesana ya, segala lelah terbayar tuntas..
Bisa aja itu fotonya dengan mug.. Hemm, terniat nih kakak bawa mug nya
Liburan ke Toraja termasuk salah satu destinasi liburan yang aku pengen bersama teman-teman. Lihat ini malah tambah kepengen, ternyata banyak juga yang bisa di eksplor disana ya.
Ya ampuuun bagus banget pemandangan di Kampung Ollon ini ya. Kontur bebukitannya bikin mata tak berhenti memandang dan memuji Sang Pencipta. Masya Allah.
Selain Kampungnya yang sangat istimewa ternyata jalan menuju lokasinya juga sangat istimewa ya? Ada yang ketat ada yang memperbolehkan banyak okek online masuk oleh wnemani Hindi.
Huah tantangan unutk ke sini lumayan juga ya kak. Tapi gpp sih terbayar sama pemandangannya yang keren banget begini.
Tana Toraja ini emang sesuatu ya. Btw, kondisi gunung2nyq mirip Gayo Lues di Aceh. Tapi hijaun dikit lagi
Belum pernah main ke Toraja nih. Pemandangannya sebanding sama Medan menuju sananya yaaa.. ��
Baca pengalaman kakak, aku jadi tau di daerah ollon "desa" disebut dengan "lembang", nah kan bertambah lagi satu pengetahuan meskipun aku blm pernah kesana langsung.
Melihat foto bentangan alam dan jalanan menju kesana, aku juga sedikit merinding, indonesia indah banget ya hanya saja akses menuju ke beberapa daerah masih sangat sulit, semoga kedepnnya segera ada perbaikan.
Akhirnya saya bisa ke kampung Ollon ini beberapa minggu lalu. Fyi, saya nekat pakai motor matic dengan teman-teman saya loh hahaha alhamdulillah aman. Perjalanan yang luar biasaaa tapi terbayar banget dengan keindahannya yaaa. Thanks for sharing kakk! Tulisan kaka jd referensi kami kesana sebagai arah jalannya hihi
Halooo senang sekali kamu mampir ke blog aku dan mendapatkan informasi
Waaah pasti jatuh cinta ya dengan kecantikan pemandangan di Ollon