LilPJourney.com | Banyuwangi – Cerita perjalanan kali ini dari ujung Pulau Jawa di Banyuwangi . Ternyata benar kata orang, ujung itu yang indah. Salah satu objek wisata yang paling terkenal di Banyuwangi adalah Kawah Ijen. Bagi pendaki amatir seperti gue, sepanjang perjalanan perjalanan ada satu pertanyaan di kepala gue: berapa lama meminta Kawah Ijen?
Pertama Kali Mendaki Kawah Ijen
Sebenarnya, nggak nyangka sih bisa menapakan kaki di Banyuwangi. Bareng sama travelmate gue, si Cece, ini adalah perjalanan ‘berdua’ kali ke luar Kalimantan
Rabu, 13 Mei 2015 akan tercetak sebagai hari bersejarah. Selain kami berhasil mendarat di Banyuwangi dengan selamat, tapi ini pertama kali gue ngerasain ‘ngejar pesawat’. Saat itu, dapatkan kami terbilang kecil. Jadi untuk jalan-jalan perlu bener-bener nabung. Kalau sampai ketinggalan? Habislah tabungan kami. Dan kalian tau siapa pelakunya? Si Cece dong.
- Baca Juga: Cara Naik MRT Singapura
Kami mengambil alih pertama, jam 06.30 wita. Dan gemesinnya temen gue, dia baru berangkat ke Bandara jam 05.15 wita. Jauh jarak rumah dia ke bandara lumayan jauh. Mungkin perlu 1 jam lebih. Gue yang udah sampai duluan ketar ketir dong. Pas lagi check-in, cari tahu jika temen gue udah di parkiran. Lalu dia baru sampe pintu masuk bandara. Dan kalian tau nggak, pas doi udah sampai, nyelonong gitu dong. Gue sama petugas bandara yang nungguin dia bingung.
Mba mba, temennya ditinggalin? Dia udah nungguin dari tadi “, salah satu petugas check in negur Cece
Alhasil, kami cuma ketawa sambil ngelus dada ngeliat kelakuan temen gue. Nah ini juga tahap pertama gue ngerasain dianter ke pesawat pakai mobil pramugari. Tanpa tanggung jawab kami duduk dengan nyengir di pesawat, dan ketawa kaya orang nggak punya dosa. Ya kami penumpang terakhir yang menunggu di pesawat.
Drama Bis Banyuwangi
Pukul 6.30 WIB kami sudah sampe di Juanda. Lanjut perjalanan ke Banyuwangi menggunakan bis. Karena rujukan dari teman yang dinilai lebih enak naik bis dari naik kereta. Namun, tetap gue sama Cece nyesel. Perjalanan menggunakan bis lebih dari panjaaaaaang banget. Dan harus naik bis. Gonta-ganti bis. Mungkin salah kami juga sih salah naik bis. Alhasil dari bis gede, bis bagong sampai angkot kami naiki.
Buat kamu yang mau ke Banyuwangi dari Surabaya, mendingan naik kereta. Turun di Stasiun Karang Asem. Pas di depan stasiun ada rumah singgah backpacker dan ada penyewaan motornya juga. Harga tiket kereta dan tiket penerimaan bis, kurang lebih sih. Malah lebih mahal bis.
Setelah melewati perjalanan panjang dengan 3x ganti bis akhirnya sekitar pukul 16.30 WIB kami tiba di perempatan Chongkeng sesuai dengan perjalanan dari rumah singgah untuk melanjutkan perjalanan ke Stasiun Karang Asem. Gue dijemput sama Mas Andri. Salah satu pengurus rumah singgah backpacker Banyuwangi.
Sampai di rumah singgah sekitar 16.45 WIB. Setelah melepaskan penat, gue sama Cece coba cari temen di rumah singgah. Saat itu kami berkenalan sama anak-anak backpacker dari Jakarta. Ada Acung, Bang Minggu, Kak Febby dan Ce Ipit.
Setelah mandi dan istirahat, sekitar pukul 01.00 wib bersama 4 orang temen lainnya, kami naik jeep menuju
Kawah Ijen. Ingat selalu untuk berdoa dan pamitan sama saja ya sebelum jalan-jalan kemanapun.
- Baca Juga: Candi Cungkup Sanggrahan
Drama Pertama Pendakian
Tujuan utama kami datang jauh-jauh dari Banjarmasin ke Banyuwangi dan berbaring biru langsung
Setelah 1 jam perjalan dari Stasiun Karang Asem ke Paltuding (pintu masuk ke Kawah Ijen), tekan 2.15 kami sudah berangkat berangkat Kawah Ijen. Buat kamu yang mau naik ke Kawah Ijen, jangan lupa bawa topeng ekstra. Meski jarak kawah masih cukup jauh, ternyata aroma belerang sudah tercium sepanjang perjalanan. Apalagi hawa dingin lumayan menusuk.
Disela-sela pendakian, kalian bakalan nemuin para penambang belerang yang hilir mudik sepertitak kenal lelah. Dalam sehari para penambang ini bisa mengambil 2-4 kali. Kebanyang nggak sih naik ke Kawah Ijen yang punya ketinggian 2368 mdpl bolak-balik? Nah untuk traveler temen-temen yang punya uang berlebih dan pengen bawain oleh-oleh, bisa beli souvenir patung belerang. Kalau kalian beli waktu di jalan murah kok, mereka nggak
mematok harga. Tapi jika kamu membeli pas di puncak, agak mahal tapi punya banyak pilihan bentuk.
Tertipu di Jalur Pendakian Kawah Ijen
Gue rasa, pertanyaan semua pendaki mulai lelah itu sama: masih jauh nggak ya? berapa lama naik Kawah ijen? Nah jika kalian bertanya sama para penambang, mereka biasanya melihat “sebentar lagi sampe kok”. Tapi asal kalian tau, kadang-kadang mereka katakan untuk memberi kita semangat. Masih jauh hehehe
Hampir 3 jam pendakian, akhirnya kami sampai di atas Gunung Ijen. Tapi perjuangan menuju blue fire masih berlanjut. Harus turun menuju kawahnya agar bisa melihat Blue Furenya. Kurang lebih 1 jam dari puncak.
Ingat, selalu hati-hati dan keselamatan harus diutamakan ya. Mengingat medan menuju Kawah Ijen lebih
terjal di bandingkan ke Gunung Ijennya. Sekitar pukul 05.00 akhirnya kami bisa mencapai titik Blue Fire yang sangat kami impikan.
Untunglah kami sampai di kawah sebelum matahari terbit. Selamat Tinggal Api Biru Kawah Ijen yang konon cuma ada 2 di dunia. Indonesia kaya banget nggak sih ???
Oh iya, kalau mau selfie jangan lupa dan waspada terhadap Arah angin. Semakin dekat dengan blue firenya, berarti semakin dekat dengan asap belerang. Karena kami baru kesana pertama, nggak sadar kalau Arah angin berputar balik ke arah kami, jadi kami gelabakan dan langsung berhamburan naik. Untunglah nggak apa-apa. Cuma terkilir sedikit aja.
Menikmati Ijen di pagi hari memang indah. Karena koneksi internet lagi rendah banget, bisa lihat gambar dan videonya di IG yaa: @ Putriii_santoso
PS
Peluk dari jauh