Lilpjourney Seorang travel blogger Indonesia yang suka jalan-jalan menyusuri keindahan alam berbalut adat dengan aroma secangkir kopi.

Menu Masakan yang Dirindukan saat Lebaran, dari Chinese Food sampai Banjar

4 min read

Lilpjourney.com | Lil Story – Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 H teman-teman pembaca. Alhamdulillah setelah 30 hari berjuang di bulan Ramadhan, kita menyambut kemenangan, Hari Raya Idul Fitri. Ada banyak momen tentunya yang membuat kita selalu rindu Idul Fitri. Salah satunya menu masakan yang disuguhkan saat Lebaran.

Alhamdulillah Bisa Mudik

Tahun ini adalah lebaran kedua aku dan suami. Jika tahun kemarin gagal mudik ke rumah orang tua di Tanah Laut (masih di Kalimantan Selatan), karena suami harus berangkat ke Palangkaraya pada hari raya kedua, alhamdulillah tahun ini bisa mudik.

Jujur saja sampai saat ini aku masih kaget dengan perbedaan tradisi lebaran di Tulungagung (Jawa Timur), dan di Banjarmasin. Jika di Tulungagung jam 4.30 pagi aku dan nenek sudah sibuk di dapur untuk menyiapkan berkat (sangku plastik dengan isi lengkap nasi dan lauk), untuk dibawa ke masjid saat sholat Idul Fitri. Maka di sini nggak ada tradisi itu. Nah berkat yang kami bawa akan diletakkan di meja masjid, kemudian setelah bersalam-salaman dilanjutkan dengan makan bersama. Tentu saja berkat-nya akan ditukar dengan milik orang lain.

Selain perbedaan di atas, masih ada lagi yang lain. Seperti di hari raya ke dua atau tiga, saling mendatangi ke rumah tetangga sampai hampir se-RT. Di sini nggak ada tradisi itu. Jadi ya cukup silaturahmi saat di masjid.

Kalau di Tulungagung hampir semua orang open house, maka tidak di sini. Seperti harus janjian atau di hari tertentu saja.

Tapi terlepas dari perbedaan di atas, aku paling suka saat pergi silaturahmi ke rumah keluarga. Walaupun jarang ketemu dan jarang bertamu, di momen lebaran bisa saling berjabat tangan dan sungkeman. Saat silaturahmi, ada momen yang tentunya banyak ditunggu-tunggu. Mencicip menu masakan lebaran yang dihidangkan. 

Menu Masakan Lebaran yang Bikin Kangen

Kalau di Tulungagung, saat menyambut lebaran selain sibuk memasak menu lebaran tapi juga sibuk membuat kue kering. Maklum nenek maunya buatan sendiri. Hehehe. Nenek juga nggak punya menu pakem lebaran harus masak apa. Contohnya lebaran tahun sebelumnya masak soto, maka tahun ini ganti masak lontong sayur.

MasyaAllah menulis ini jadi kangen sekali masakan nenek. Tapi sudah tiga tahun nenek pulang. Semoga beliau mendapat terbaik di sisi Allah. Aamiin.

Nah mari lanjutkan cerita menu masakan lebaran. Kalau di sini, aku punya dua nenek dan satu bude. Dua nenek aku ini beda rumah dan tentu saja beda menu masakan, pun dengan budeku.

1# Lebaran di Rumah Mbah Kamsini dengan Menu Masakan Sop Kimlo

menu masakan lebaranSop Kimlo | Sumber : Pinterest

Rumah pertama yang aku dan keluarga datangi adalah rumah Mbah Kamsini. Mbah Kamsini adalah kakaknya nenekku dari Ibu. Di keluarga kami, beliau yang paling terkenal dengan masakan sop kimlo. Jadi kalau lebaran, wajib makan sop kimlo di rumah Mbah Kamsini.

Tapi kalian tau nggak sama sop kimlo? Sop kimlo termasuk Chinese food dengan ciri khas bunga sedap malam. Loh bunga sedap malam dimasak? Iya betul. Jadi sop kimlo bumbunya hampir sama dengan sop sayur pada umumnya. Tapi yang membuat sop ini berbeda karena menggunakan bunga sedap malam.

Bunga sedap malam pada sop kimlo ini memberikan sensasi asam yang khas. Jadi sop terasa lebih segar. Nggak bau bunga kok. 

Ada yang tertarik masak sop kimlo? Tenang, kemarin aku sempat tanya sama Mba Kamsini, apa saja bumbu sop kimlo yang biasa beliau racik :

Bumbu Halus

  • 5 siung bawang putih
  • 5 siung bawang merah
  • pala bubuk secukupnya (sekitar 1/4 sdt) (opsional)

Bahan Pelengkap

  • 1/2 daging dada ayam iris dadu
  • 15 butir telur puyuh (bisa lebih)
  • 5 buah sosis ayam, potong kecil kecil
  • 10 buah bakso, belah dua
  • Jamur kuping 
  • Kembang tahu, rendam air dulu lalu potong sesuai selera
  • Wortel
  • Kubis
  • Daun bawang (ditumis dengan bumbu halus agar harum)
  • 5 Bunga sedap malam 
  • Soun
  • Seledri
  • Garam
  • Merica
  • Penyedap rasa ayam

Gimana udah berasa segernya belum? Hehehe. Paling enak dimakan sama lontong. 

2# Menyantap Bakso di Rumah Mbah Rami saat Lebaran

Setelah bersilaturahmi di rumah Mbah Kamsini, kami menuju ke rumah Mbah Rami. Beliau adalah adik nenekku dari Ibu. Jujur saja, nenek-nenekku ini memang piawai dalam meracik bumbu-bumbu.

Lima tahun lalu, rumah Mbah Rami adalah rumah terakhir yang kami kunjungi. Karena rumah beliau sebelumnya berada di luar kota. Tapi kemudian beliau pindah setelah suami beliau pensiun. Rumah beliau yang sekarang, cukup dekat dari rumah Ibu. Hanya beda desa saja.

Di rumah Mbah Rami selain disuguhi tapai ketan buatan sendiri, kami juga disuguhi menu andalan beliau. Bakso. Bakso buatan beliau ini kaldunya sangat khas. Makan bakso di sini, nggak lengkap kalau melewatkan irisan ketupat buatan beliau. Hehehe. 

Sayangnya aku nggak bisa menyantap bakso dengan leluasa karena harus mengurangi konsumsi garam. Dari hasil pemeriksaan laboratorium, ternyata hasilnya protein dalam urin dinyatakan positif 1. Tidak sampai membahayakan memang. Tapi kalau nggak mengurangi masakan asin, takutnya angka positifnya akan bertambah dan bisa berbahaya untuk ibu hamil. Kenapa berbahaya? Karena bisa menyebabkan kejang yang bisa berakibat kematian pada ibu hamil atau calon bayi, bahkan keduanya.

3# Aneka Masakan Jawa-Banjar di Rumah Bude Titi saat Lebaran

bumbu bom banjarmasinProses pembuatan bumbu bom | Sumber : https://www.kompasiana.com/muhammad18076

Salah satu keluarga terdekat aku (dalam artian hubungan emosional) adalah Bude Titi. Bude Titi adalah kakak Ibuku. Di kelarga kami, beliau ini salah satu chef andalan jika ada hajatan atau acara keluarga lainnya. Bagaimana tidak, tangan-tangan mungilnya bisa meracik berbagai menu masakan nusantara. Saat aku kemarin menikah, urusan logistik diserahkan Ibu kepada Bude Titi.

Dan memang betul. Dari rawon, soto, ayam-telur masak merah, gado-gado, dan ayam karih semua buatan beliau diacungi jempol. Bahkan wajik ketan gula arennya pun enak. Nggak heran kalau warung makanan beliau ramai pengunjung. 

Saat lebaran, tentu saja menu masakan lebaran di rumah beliau tersaji beraneka ragam. Mulai dari aneka gorengan, opor ayam, gado-gado, dan ayam bumbu bom. Loh bumbu bom? Sudah pernah dengar bumbu bom belum? Aku sendiri baru dengar setelah pindah ke Kalimantan Selatan.

Bumbu bom adalah bumbu yang dibuat dengan teknik memasak yang unik. Dinamakan bumbu bom karena saat proses pembuatan bumbu, kuali akan mengeluarkan api. Api ini berasal dari arang panas khusus yang dimasukkan ke dalam kuali tempat bumbu. Kalau rasanya, seperti bumbu sate tapi nggak ada kacangnya.

Tertarik mencoba membuat bumbu bom? Bahan bumbu bom terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabe merah kering yang sudah direndam air panas, cengkeh, kayu manis, dan gula merah. Jangan lupa dimasukkan arang saat proses memasaknya. Hehehe.

Melepas Rindu dengan Kakek di Tulungagung, dengan Internet Menyatukan Indonesia

Sudah tiga kali lebaran aku nggak mudik ke Tulungagung. Terakhir mudik ke Tulungagung saat 100 hari nenek meninggal. Tapi sejak dulu aku memang lebih suka pulang ke Tulungagung bukan saat lebaran, melainkan pada saat cuti kerja.

Jika dulu sebelum menikah video call kakek setelah sholat Idul Fitri, bersama ibu dan ayah. Maka tidak dua tahun ini. Karena setelah menikah, aku dan suami selalu lebaran di Banjarmasin, di rumah orang tua suami. Baru hari raya kedua pulang ke rumah orang tuaku di Tanah Laut.

Nah saat hari raya kedua inilah aku, suami, ibu, dan ayah video call dengan kakek. Untung saja di rumah kakek sejak dua tahun ini sudah memasang internet stabil dari IndiHome. Jadi kami bisa silaturahmi tanpa batas.

Setiap kali melakukan video call dengan kakek, ada perasaan senang dan sedih yang tercampur. Senang karena kakek masih diberi umur dan kesehatan. Sedih karena semakin tahun uban kakek semakin banyak dan kakek tambah kurus. Maklum saja, aku adalah cucu kesayangan beliau yang dirawat oleh nenek dan kakek sejak bayi sampai SMP. Jadi bonding kami cukup kuat.

Untung saja kemajuan teknologi telah menciptakan internet menyatukan Indonesia. Tak terbatas oleh jarak dan waktu. Apalagi saat momen lebaran seperti sekarang. Bagi yang punya keluarga tersebar di berbagai daerah, tentu saja dengan adanya internet stabil dari IndiHome ini sangat membantu silaturahmi tanpa batas.

Penutup

Momen Hari Raya Idul Fitri sejatinya adalah momen kemenangan umat muslim yang telah berjuang menahan nafsu, lapar, dan haus selama 30 hari lamanya. Pada momen inilah, kita melengkapi kemenangan dengan silaturahmi sanak saudara dan tetangga dan saling memaafkan.

Kemudahan akses komunikasi dalam genggaman, tentu menjadi momen Hari Raya Idul Fitri lebih bermakna. Kita bisa terhubung dengan keluarga dan sahabat dimanapun mereka berada. Oh iya bagi kalian yang ingin menikmati internet stabil dari IndiHome hingga kecepatan 300mbps, sedang ada promo internet menyatukan Indonesia loh. Tersedia berbagai pilihan paket, diskon biaya pasang hingga 50%, dan juga cashback LinkAja sebesar Rp 100.000.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 H. Mohon maaf lahir dan batin. 

Dari kami, yang lupa foto keluarga tahun ini.

Lilpjourney Seorang travel blogger Indonesia yang suka jalan-jalan menyusuri keindahan alam berbalut adat dengan aroma secangkir kopi.

4 Replies to “Menu Masakan yang Dirindukan saat Lebaran, dari Chinese Food…”

  1. Kalo liat sup kimlo jadi ingat sup yang wajib ada di hari raya saat di Jayapura, saat lebaran ada saat natalan juga ada 🙂 dan ga bosen2 makannya, emang selezat ituhhh ^^

  2. Aaamiin. Semoga mbah2nya mba put sehat selalu.

    Aku tuh kemarin pas ke Solo pesen sup kinlo saking penasarannya, tp aku seperti tidak menemukan bunga sedap malamnya nih..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *