Lilpjourney Seorang travel blogger Indonesia yang suka jalan-jalan menyusuri keindahan alam berbalut adat dengan aroma secangkir kopi.

Candi Gayatri, Candi Tanpa Kepala di Tulungagung

2 min read

candi gayatri tulungagung
candi gayatri tulungagung
Lilpjourney.com | Tulungagung – Canti Gayatri Tulungagung, dikenal juga dengan sebutan Candi Botolangu. Satu lagi jejak Kerajaan Majapahit yang gue temukan di Kota Tulungagung. Jika cerita sebelumnya tentang Candi Cungkup Sanggarahan, kali ini tentang candi tanpa kepala di Desa Boyolangu.

Gayatri Rajapatni

Berdasarkan uraian Kakawin Nagarakretagama di atas diketahui bahwa Gayatri Rajapatni dimakamkan di Bayalango (Boyolangu), dengan nama resmi Wisesapura. Beberapa ahli seperti P.V. Stein Callenfel, N.J. Krom dan W.F Stutterheim mengidentifikasikan bangunan suci Wisesapura adalah Candi Boyolangu yang terletak di Kelurahan/Kecamatan Boyolangu, Kab. Tulungagung. (Sumber Travellersbliter).

Siapa itu Gayatri Rajapatni

Berdasarkan penulusuran di Wikipedia, Gayatri Rajapatni merupakan salah satu istri Raden Wijaya. Raden Wijaya merupakan raja pertama Majapahit yang menurunkan raja-raja selanjutnya. Bisa diartikan bahwa Gayatri Rajapatni merupakan sosok wanita sekaligus ibu dibalik nama besar kerajaan Majapahit.
Gayatri merupakan putri bungsu dari Kartanegara, Raja Singhasari. Setelah serbuan yang dilakukan oleh kerajaan Kediri terhadap kerajaan Singhasari dan mengakibatkan orang tuanya meninggal, Gayatri memiliki tekad untuk membangun kembali kerajaan Singhasari yang luluh lantak oleh serangan Jayakatwang, raja Kediri. Bersama dengan Raden Wijaya, Gayatri menyusun strategi untuk membangun sebuah tatanan pemerintahan di atas sisa kejayaan kerajaan Singhasari.
Dalam buku “Gayatri Rajapatni; Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit”, sosok Gayatri digambarkan sebagai wanita yang berhasil melahirkan pemimpin. Bukan hanya yang lahir dari rahimnya, tapi juga dari kebijaksanaan dan akal budi yang terasah. (Sumber : UNAIR)

Candi Gayatri Boyolangu

Candi Gayatri ditemukan pada tahun 1914. Menurut beberapa sumber, candi ini dibangun pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1359-1389M). Dicandi ini pula tersimpan abu jenazah Gayatri Rajapatni. Candi ini bahkan merupakan salah satu tempat keramat yang disekar para pembesar kerajaan Majapahit pada bulan Badrapada. (Tulungagung.go.id)

Selain Candi Sanggrahan, masih ada beberapa jejak kerajaan Majapahit di Kota Tulungagung. Lokasinya tersebar di perbukitan, yaitu Goa Selomangkleng, Goa Tritis dan Goa Pasir.

Identifikasi Singkat Bangunan

Candi Boyolangu atau lebih dikenal sebagai Candi Gayatri merupakan bangunan candi yang terdiri dari candi induk dan dua buah candi perwara yang tersusun dari batubata. Candi induk menghadap kebarat dengan bagian atasnya terdapat 11 umpak dan sebuah arca kokoh. Pada salah satu umpak terdapat angka 1291 Saka (1369 M) dan 1311 Saka (1389 M).

Candi Gayatri, Candi Tanpa Kepala

Di area candi terdapat arca wanita perwujudan Gayatri. Arca itu berukuran panjang 1,1 m, lebar 1 m dan tinggi 1,2 m. Sayangnya, saat ditemukan kepala arca ini tak berbekas dan hilang entah kemana. Jadi sering kali candi ini disebut sebagai candi tanpa kepala.

Menapaki Sejarah Gayatri Rajapatni di Tulungagung

Sebenarnya gue nggak menyangka kalau dua candi yang gue kunjungi erat kaitannya dengan Kerajaan Majapahit. Bagi orang yang baru saja menyukai sejarah, tentu ini merupakan informasi yang sedikit terlambat untuk gue. Apalagi gue pernah tinggal di Tulungagung hampir 18 tahun. Jadi tidak heran jika gue menyukai Toraja yang punya jejak peradaban.
Padahal semasa SD-SMP, gue sering ke Goa Selomangkleng yang didalamnya terdapat relief. Atau Goa Tritis yang sering disebut keramat. Ternyata kota gue sendiri mumpunyai banyak cerita yang bisa gue ceritakan di blog. Jadi kangen. Pengen pulang ke Tulungagung.

Gayatri, Sosok Wanita Teladan

Bulan lalu kita memperingati hari Kartini. Hari emansipasi wanita. Tapi saat ini emansipasi kerap disalah artikan oleh beberapa orang. Tapi saat gue menelusuri cerita Gayatri, gue menemukan sosok ‘Kartini’ yang memang sudah ada sejak dulu. Satu hal penting yang mungkin bisa menjadi pelajaran. Sejarah hidup Gayatri Rajapatni untuk para perempuan dimasa kekinian. Bahwa perempuan masih dapat berkiprah untuk masa depan kehidupannya lebih baik. Tanpa harus menunjukkan eksistensi dirinya di depan khalayak. Caranya dengan menjadi ibu yang melahirkan generasi-generasi terbaik.
Menjadi sosok ibu yang bertanggung jawab pada kualitas anak-anak yang dilahirkannya bukanlah tugas yang ringan. Gayatri Rajapatni telah membuktikannya bahwa dengan menekan ego pribadinya ia tidak hanya mampu melahirkan pemimpin yang hebat di masanya, tetapi juga membawa Majapahit ke masa keemasannya.
Tulisan ini untuk teman-teman yang sekarang akan dan sudah menjadi ibu. Yang saat ini sedang berjuang untuk mendidik anak-anaknya ditengah pandemi. Ibu yang tugasnya berlipat karena juga harus menjadi guru sekolah. Selamat berjuang untuk masa depan keluarga dan negara.
PS
Peluk dari jauh
Lilpjourney Seorang travel blogger Indonesia yang suka jalan-jalan menyusuri keindahan alam berbalut adat dengan aroma secangkir kopi.

9 Replies to “Candi Gayatri, Candi Tanpa Kepala di Tulungagung”

  1. Salam kenal Mbak Putri

    Terima kasih untuk sharing pengetahuannya tentang Candi Gayatri ya, ternyata banyak bangunan candi di Indonesia yg belum semua orang tahu, bahkan tahu pun belum tentu tahu sejarah dan filosofinya. Bahkan sosok Gayatri merupakan seseorang di belakang orang besar yg mendirikan kerajaan terbesar di Indonesia.

    Nambah lagi ilmu sejarahnya nih, terima kasih

    1. bener banget kak.
      saya belejar untuk menggali yg ada diingatan. kebutalan sekarang suka jalan dan suka sejarah. jd tidak ada salahnya apa yg saya cari ditulis ulang di blog
      salam kenal kak Desti

  2. aku suka banget kalau lihat candi apalagi adayang neranginnya, suka dengan sejarah , asal usul dibangunnya

Comments are closed.