Lilpjourney.com | Blogger Story – Dulu aku pernah membaca sebuah kutipan : dalam satu tahun kamu punya 365 hari, artinya punya 365 kesempatan. Postingan blog kali ini aku ingin cerita tentang 1 dari 365 hari yang menjadi lebih baik. Yaitu perjalanan ke Bangka Belitung. Sepertinya Allah sedang mewujudkan mimpiku saat SD dulu dengan perantara teman online, sesama blogger perempuan.
Jum’at, 25 Juni 2021
Sejak media sosial menjadi bagian dari kehidupan, banyak jargon baru yang familiar di telinga. Seperti Jum’at Berkah. Bagi seorang muslim, tentu Jum’at adalah hari yang spesial. Hari Jum’at kemarin, 25 Juni 2021, adalah hari yang spesial. Sepertinya saat itu aku sedang bertubi diberi kenikmatan lebih oleh Allah.
Awalnya ada email kerjasama dengan nilai yang besar datang. Kemudian klien yang lama tidak ada kabar tiba-tiba sudah menyelesaikan pembayaran. Lalu setelah sholat Ashar, telepon berdering. Ada panggilan WhatsApp dari Kak Tri, blogger pemilik pohontomat.com.
“Kak Putri kira-kira bisa izin ikut isi materi blogger di Bangka Belitung enggak? Kak Shafira yang pemateri awal ternyata sedang positif cov-19. Apa kak Putri bisa gantiin beliau?”, tanya kak Tri.
Jujur waktu itu aku rasanya mau oleng. Bukan oleng pusing, tapi seperti mendapat kabar duka dan bahagia dalam satu waktu. Terlebih saat mendengar cerita Kak Tri bahwa kegiatan ini direncanakan tidak sehari dua hari dan Kak Shafira adalah penggagasnya.
Siapa Kak Shafira? Beliau merupakan seorang blogger parengting yang aktif menulis di ceritamamah.com. Ternyata kami mengikuti beberapa grup blogger yang sama. Tidak hanya itu, aku dan Kak Shafira pernah saling bertukar pesan saat beliau menang lomba pantun yang diselenggarakan oleh salah satu klinik kecantikan di Banjarmasin.
Jadi sebelum menyelesaikan artikel ini, aku ingin mengucapkan terimakasih untuk Kak Shafira yang telah memberikan kesempatan luar biasa. Serta tak lupa terimakasih juga untuk Indo Eximpro dan UPTD Balai Pelatihan Koperasi (Balatkop) UMKM Bangka Belitung.
Oh iya terimakasih juga untuk Ibu Martina selaku Kepala UPTD Balatkop dan Pak Adi Setiawan, Kasi Penyelenggaraan Pelatihan. Terimakasih sudah membawa kami jalan-jalan menikmati pesona Bangka, mulai dari minum segelas es jeruk kunci dan makan otak-otak di Otak-otak Ase hingga jalan-jalan ke Pantai Batu Keta’k. Oh juga santapan mie Koba yang super gurih.
Tenang wisata Bangka Belitung akan aku tulis di artikel terpisah ya. Hehehe.
Sekilas Tentang Indo Eximpro
Bagi teman-teman yang mempunyai usaha ekspor dan impar tentu tidak asing dengan Indo Eximpro. Indo Eximpro adalah perkumpulan profesi ekspor dan impor seluruh Indonesia.
Lantas apa hubungan Indo Eximpro dan kegiatan pelatihan blog? Sebagai pelaku ekspor impor, tentu Indo Eximpro mempunyai hubungan baik dengan pelaku UMKM. Nah suami Kak Shafira merupakan anggota dari Indo Eximpro. Lalu merekalah yang menggagas kegiatan pelatihan kewirausahaan online ini. Jadi aku dan Kak Tri bisa mendapatkan kesempatan luar biasa berbagi ilmu blog karena peran Indo Eximpro.
Indo Eximpro sebagai wadah bagi pelaku ekspor dan impor mempunyai visi mengedepankan perkembangan teknologi, intelektualitas, kolaborasi, sinergi dan aksi ayata untuk kebermanfaatan anggota khususnya para pelaku UMKM dan bangsa Indonesia.
Sebagai perwujudan visinya, mereka juga berkolaborasi dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Perkoperasian Indonesia serta Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Bidang Sumber Daya manusia untuk mendukung UMKM mempromosikan produknya hingga pasar mancanegara. Beberapa kegiatan aktif yang diselenggarakan oleh Indo Eximpro ialah seminar khusus ekspor, dan berbagai pelatihan in house training untuk pelaku usaha.
Mengurus “Disposisi” untuk Perjalanan Ke Bangka Belitung
Aku adalah tipe orang yang nekat. Nekat kabur dari rumah, nekat beli rumah walaupun gaji masih 800rb, dan nekat jalan-jalan ke kota orang sendirian. Termasuk waktu ke Bangka Belitung. Nekat pergi walaupun belum punya pengalaman yang mempuni. Tapi aku selalu berpikir, kalau bukan sekarang kapan lagi?
Setelah mendapat kabar dari Kak Tri untuk menggantikan Kak Shafira, pertama aku langsung mengurus “diposisi” ke suami. Seorang teman pernah berkata : puas-puasin kamu jalan sekarang, nanti kalau udah punya suami mau ke pasar aja harus ada surat disposisi suami kamu dulu. Hahaha. Memang menikah perlu banyak adaptasi. Dan alhamdulillah langsung dapat persetujuan dari suami.
“Nggak apa-apa, sekalian kamu jalan-jalan. Kan udah lama kamu nggak jalan-jalan,” tutur si Bapak. Hehehe.
Selanjutnya adalah disposisi dari atasan kerja. Mengingat bulan Januari kemarin aku hampir nggak masuk kerja hampir 2 minggu dan bulan April izin kerja 1 minggu untuk mengurus pernikahan, aku sanksi akan dapat izin atau tidak.
Alhamdulillah langsung diberikan izin oleh ibu bos. Seneng banget. Hehehe.
Hari Sabtu aku langsung ke pasar di dekat rumah. Ini pertama kalinya aku ninggalin suami sendiri di rumah, biasanya dia yang ninggalin aku kerja ke luar kota. Jadi aku merasa perlu melakukan food preparation untuk 5 hari. Satu ekor ayam, 2 ekor ikan nila, dan 1 bungkus ikan pindang serta sayuran aku beli. Semua ayam dan ikan tadi aku cuci bersih dan marinasi, kemudian aku simpan di kulkas. Untuk sayurnya juga aku potong-potong dan simpan dalam kulkas lengkap dengan bumbunya.
Percakapan Pasutri yang Mau LDR
“Kamu nanti makannya gimana pas aku tinggal ke Bangka Belitung? Kan lama” tanya Putri.
“Gampang, kan bisa beli atau masak,” jawab Bapak.
“Emang kamu bisa masak nasi?” tanyaku lagi.
“Ya Allah beb, aku itu bisa masak nasi dan sayur. Sayur bayam aja aku bisa masak,” jelas si Bapak.
“Aku udah siapin lauk sih. Tinggal goreng aja udah aku bumbuin. Yakin kamu bisa masak?” tanyaku lagi nggak percaya.
“Aku itu bisa masak, diajarin sama mama. Masak sayur bayam bisa, tinggal potong-potong bawang merah tambahin gula sama garamkan?” jawab si Bapak dengan mantap.
Bismillah, Berangkat ke Bangka Belitung
“Kak Tri, materi yang aku siapkan apa? Aku perlu menyiapkan apa?,” tanyaku ke Kak Tri.
Sejujurnya sampai hari keberangkatan aku masih bingung apa yang harus aku siapkan untuk materi pelatihan. Masa mau ngajar nggak ada persiapan materi? Waaah ternyata materinya sudah disiapkan oleh Shafira dan Kak Tri. MasyaAllah, terimakasih Kak Shafira sudah diberikan kesempatan kemarin. Semoga nanti kita ketemu offline saat keadaan lebih bersahabat. Aamiin.
Malam Senin, Kak Tri memberi kabar kalau penerbangan Jakarta-Bangka Belitung dimajukan. Alhamdulillah, nggak nunggu lama di Jakarta. Dan aku pun tidur dengan perasaan deg-degan. Deg-degan adalah rutinitas aku setiap kali akan memulai petualangan. Apalagi ini bukan “jalan-jalan” biasa. Tapi mengisi “Pelatihan Kewirausahaan Bidang Bisnis Online/Blogging“.
Pukul 5 pagi aku sudah bangun. Sebelum bergegas pergi, aku cek ulang barang-barang bawaan dan nggak ketinggalan seperangkat kamera. Saat mau masak sarapan, kata suami nggak usah. Kita beli di luar sekalian berangkat ke bandara.
Pukul 7 pagi, kami berangkat. Perjalanan dari rumah ke bandara kurang lebih 1 jam. Ternyata Kak Tri lebih dulu sampai. Sebelum check in, sesuai protokol penerbangan saat pandemi aku dan Kak Tri harus swab antigen di bandara. Sebenarnya nggak masalah mau swab di luar bandara, tapi sepertinya lebih ringkas kalau di bandara. Kebetulan juga teman suamiku kerja di bandara. Jadi bisa setor data dulu dan nggak repot isi data.
Ternyata lokasi swab antigen di Bandara Syamsudin Noor cukup jauh dari terminal keberangkatan. Ya sudah, anggap saja olahraga pagi setelah sarapan hehehe. Alhamdulillah saat aku dan Kak Tri sampai, masih belum ada antrian. Hasil swab antigennya pun cepat keluar, sekitar kurang lebih 10 menit.
Tak lupa setelah mendapatkan hasil swab antigen, kami mengunduh aplikasi PeduliLindungi dan e-HAC. Dua aplikasi wajib yang diperlukan saat kalian melakukan perjalanan. Bismillah kami siap melakukan perjalanan ke Bangka Belitung.
Mengenal Bangka Belitung
Alhamdulillah penerbangan ke Bangka Belitung tidak mengalami keterlambatan. Bahkan setelah makan siang di Solaria, aku dan Kak Tri nggak sampai duduk di kursi tunggu sewaktu transit Jakarta. Sesampainya di Pangkalpinang, Pak Adi dari Dinas UMKM Provinsi Bangka Belitung sudah menjemput kami. Sebelum ke mengantar kami ke hotel, beliau mengajak kami singgah mencicip kuliner khas Bangka Belitung yaitu berbagai olahan ikan di Otak-otak Ase.
Saat sedang menikmati otak-otak, Pak Adi banyak menceritakan tentang Bangka Belitung. Salah satunya yang berkesan untuk aku ialah cerita tentang lada dan timah. Tentu kekayaan alam Indonesia sudah tidak perlu diragukan. Bahkan sejak tahun 1600 lalu, bangsa-bangsa asing berebut ke Indonesia.
Saat aku menelusuri tentang Bangka Belitung, ternyata ada banyak jejak sejarah di kota ini dari Kerjaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, dan juga tak lepas dari cerita Belanda. Aku jadi tidak sabar menghadirkan satu artikel khusus tentang Bangka Belitung. Sepertinya aku mencium jejak wangi tentang sejarah negeri ini di Bangka Belitung.
Ibu-ibu yang suka masak, kalian tau nggak daerah penghasil lada di Indonesia yang berkualitas? Betul, Bangka Belitung. Bangka Belitung merupakan produsen lada terbesar, yakni 33,8 ribu ton per tahun. Jumlah tersebut setara dengan 37,6% dari total produksi lada Indonesia pada tahun 2020. Lada putih khas Bangka Belitung telah mempunyai sertifikat indikasi geografis (IG) dan mempunyai tingkat kepedasan yang tinggi antara 5%-7%.
Tidak hanya lada putih, Bangka Belitung juga terkenal sebagai penghasil timah. Saat aku ke Bangka Belitung, harga timah sedang “bagus”. Oh iya, di Bangka Belitung ada PT Timah. Yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan sejak 2 Agustus 1976 dan merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan timah. PT Timah Tbk sendiri mewarisi sejarah panjang usaha pertambangan timah di Indonesia yang sudah berlangsung lebih dari 200 tahun.
Ya Allah benar-benar tercium aroma harum sejarah yang kental di Bangka Belitung. Nggak sabar menyelesaikan artikel kedua dan seterusnya.
Selanjutnya
Tidak terasa artikel pertama perjalanan ke Bangka Belitung sudah 1300+ kata. Takutnya kalian bosan kalau terlalu panjang. Jadi aku akan bagi menjadi 5 artikel. Setelah “Perjalanan Ke Bangka Belitung, 1 dari 365 Hari yang Menjadi Bermakna” masih ada 3 artikel lagi :
- Pengalaman Mengisi Pelatihan Blog untuk UMKM
- Penerbangan Pertama saat Pendemi, ini dia Protokol Penerbangan yang Wajib Kalian Ketahui
- Berwisata ke Pangkalpinang Disela Waktu Mengajar
- Jejak Sejarah di Bangka Belitung
Cukup sekian ya artikel pertama kali ini.
PS
Peluk dari jauh
Masya Allah namanya rezeki itu kadang datangnya tidak diduga duga ya.. barakallah kak semoga saya juga bisa kesana kelak
betul kak. saya pun nggak menyangka bisa ke Bangka Belitung dalam rangka memberikan edukasi tentang dunia blog ke pelaku UMKM bangka belitung
Udah lama pingin banget ke bangka belitung. Pantai dan kulinernya itu, lo..
Masya Allah tabarakallah ❤️ seru banget ya kak, btw aku juga 2018 lalu pernah diundang ke Belitong buat isi acara finger painting dan tahu ga nemuin aku darimana? Dari blog masya Allah jadi pengen ke Belitong lagi deh huhu semoga sukses selalu ya kak
Asyikk.. Bangka Belitung ini salah satu destinasi yang belum terwujud dikunjungi, padahal aku ada saudara di sana nih, Mbak, hehehee..
Btw, bener banget ya, lada dari sana puedesnya nendang dan kualitasnya memang oke dibanding lada dari Jawa.
MasyaAllah, kalau rejeki gak akan kemana ya Kak, selalu ada jalannya sendiri. Punya banyak teman juga itu berkah, karena rejeki kita sangat mungkin datangnya bisa dari teman. Duuh masih ada 4 cerita lagi ya ini, siap-siap baca juga ah 🙂
Tabarakallah mbak punya kesempatan jalan-jalan ke Bangka Belitung
enak jalan-jalan sekalian nyebar ilmu bermanfaat ^_^
Sangat beruntung mba Putri. Bisa ke Bangka Belitung dan mendapat banyak pengalaman
Seneng banget pastinya mba punya pengalaman menjadi pemateri bahkan di saat Pandemi. Dan Bangka Belitung juga kaya akan destinasi wisata ya mbak