Lilpjourney Seorang travel blogger Indonesia yang suka jalan-jalan menyusuri keindahan alam berbalut adat dengan aroma secangkir kopi.

Menjadi Koki Profesional, Bisa Menjelajah Dunia

5 min read

Lilpjourney.com | Koki Profesional – Salah satu industri yang tak pernah sepi peminat dan selalu memunculkan ide-ide baru adalah industri kuliner. Perkembangan teknologi juga turut membuat industri kuliner semakin ramai. Hal ini dibuktikan dengan munculnya restoran yang mengusung menu-menu dari luar negeri, seperti Jepang, Korea, dan Timur Tengah. Tak hanya kuliner, pekerjaan di industri kuliner juga sangat menjanjikan. Salah seorang temanku bahkan ada yang berprofesi sebagai koki kapal pesiar!

Ketemu “Koki Kapal Pesiar” saat Traveling ke Toraja

September 2017, aku dan seorang temanku pergi ke Toraja, Tanah Para Raja Surgawi. Kota di Provinsi Sulawesi Selatan ini dianugerahi Tuhan dengan alam yang indah. Sejak pertama kali mengunjungi kota ini, aku sudah jatuh hati.

Aroma kopi yang tersebar di seluruh pelosok kota ini menjadi salah satu alasannya.

Kemudian saat mengunjungi Ke’te Kesu, icon wisata Toraja Utara, aku bertemu dengan seorang pemuda yang berasal dari Enrekang. Namanya Ruhul, biasa aku sapa ‘Popeye’. Kami pun saling tukar akun sosial media. Bahkan saat kunjungan kedua ke Toraja Utara, kami sempat bertemu usai aku melihat acara adat ma’nene’.

Walaupun kami berjauhan, kami cukup sering bertukar kabar lewat sosial media. Dari sini pula aku tau bahwa tiga tahun terakhir ini dia menjadi seorang koki di kapal pesiar.

Sebenarnya sudah bukan rahasia lagi bahwa orang Sulawesi identik dengan “berlayar”. Selain Ruhul, aku juga punya beberapa orang teman dari Sulawesi yang berprofesi sebagai pelaut. Rata-rata mereka bekerja sebagai crew kapal dan ada pula yang bekerja di angkatan laut.

Sebagai seorang traveller, sejujurnya aku cukup iri. Bagaimana tidak, Ruhul bisa bekerja sesuai dengan passion nya, kemudian bisa mengunjungi berbagai tempat di seluruh penjuru dunia!

“Tapi bagian nggak enaknya adalah jauh dari keluarga Put,” tutur Ruhul.

Pesan Nenek

Semasa nenekku masih hidup, beliau pernah memberi nasihat :

“Ada 3 skill yang akan membuat kamu bertahan hidup. Pertama menjahit. Siapa yang tak butuh baju di dunia ini? Kedua memotong rambut. Memang ada orang yang tak pernah memoton rambutnya? Terakhir, memasak. Apakah di dunia ini ada orang tak membutuhkan makanan? Jika tidak bisa menguasai semuaya, maka cukup kuasai satu. Tapi lakukan dengan hati yang bahagia”

Aku pun jadi teringat dengan Ruhul. Betapa bahagianya dia mempunyai skill yang tidak akan pernah ‘mati’. Dengan skill yang ia miliki, ia bisa bekerja di industri makanan atau membuka restoran sendiri.

Aku yang Tidak Suka Dapur

Ketika aku masih remaja, aku sering dicemooh olah saudara-saudaraku: mau dikasih makan apa suamimu nanti kalau kamu nggak bisa masak. Sejak masih kecil, bisa dibilang aku tidak suka dengan pekerjaan dapur.

Memegang pisau untuk mengupas bawang saja rasanya aku malas. Aku lebih suka menyelasaikan esai IPA atau algoritma matematika dari pada menghabiskan waktu di dapur.

Tapi semua berubah ketika aku kuliah dan memutuskan untuk tinggal sendiri. Mau tidak mau aku belajar mengupas bawang, memasak sayur, dan menggoreng ayam.

Ketika rindu masakan nenek, aku akan melakukan panggilan telepon dan meminta resep serta panduan memasak. Nenekku adalah koki paling hebat di keluarga kami. Beliau adalah orang yang paling rajin memasak masakan tradisional.

“Ngapain beli, bisa bikin sendiri kok,” tutur nenekku. 

Walaupun rasanya tak akan sama persis, tapi racikan masakan beliau tak pernah gagal membuatku jatuh cinta.

Setelah punya anak, aku pun semakin rajin memasak. Setiap hari aku memasak masakan sehat untuk anakku, Gendis Ayu. Aku ingin dia seperti aku, jatuh cinta dengan masakan ibu.

Gendis yang Suka di Dapur

Berbeda denganku semasa kecil, Gendis cendurung suka bermain di dapur. Ia akan meminta mangkok dan sendok saat menemani aku memasak. Kemudia kedua tangan mungilnya akan membuat gerakan seolah-olah sedang mengocok telur. Suara dentingan dari mangkok dan sendok meramaikan dapurku setiap hari.

Saat aku sedang memotong sayuran atau membersihkan ikan, ia akan duduk manis sembari mengamati apa yang sedang aku lakukan.

Bahkan ketika aroma masakan menyebar ke seluruh penjuru rumah, ai akan berteriak antusias. Sejurus kemudian duduk di kursi makan dan menyantap makannya dengan khidmat. Pemandangan ini tak pernah gagal membuatku jatuh cinta pada gadis kecilku.

Mengarahkan Minat Anak

Sebagai seorang ibu, tentu aku menginginkan yang terbaik untuk Gendis. Aku tak ingin dia gagal dalam meraih mimpinya. Dana pendidikan sebagai fasilitas ia untuk mengejar impiannya, sudah aku siapkan sejak Gendis berusia 4 bulan.

Kalau boleh jujur, aku ingin Gendis punya minat di dunia coding. Di tengah gempuran teknologi seperti saat ini, mempunyai skill pemrograman tentu akan menciptakan peluang tersendiri. Tapi jika Gendis menaruh minat pada dunia memasak, maka aku akan memberikan dukungan sebaik mungkin.

Apalagi saat ini sudah ada sekolah kuliner yang tidak hanya mengajarkan cara memasak, tapi juga informasi peluang kerja di bidang kuliner.

Culinary School: Mewujudkan Impian Menjadi Koki Profesional

www.culinaryschools.org

Empat tahun terakhir ini, salah satu program TV yang selalu aku nantikan adalah Master Chef Indonesia. Program TV ini menampilkan ‘pertarungan’ seru di dapur. Di mana para finalis tidak hanya adu skill memasak, tapi juga bagaimana memecahkan masalah, manajemen waktu, dan harus selalu berpikir kreatif.

Finalisnya pun datang dari berbagai latar belakang. Ada yang pekerja kantoran, mahasiswa, pengusaha kuliner, dan koki yang sekolah di bidang kuliner.

Aku pun penasaran. Memang ada ya sekolah untuk koki? Bukan sekadar kursus. Tapi sekolah yang memberikan gelar dan juga jenjang karir.

Rasa penasaranku pun terjawab saat menemukan website culinaryschools.org. Sebuah situs website yang memberikan informasi sekolah kuliner dan jalur karir yang sesuai dengan minat.

Di website ini, kalian bisa menemukan sekolah-sekolah kuliner dengan berbagai pilihan jurusan kulier, manajemen makanan dan minuman, dan jenjang pendidikan (dari SMA hingga magister).

5 Jenis Chef

Chef berasal dari bahasa Perancis – Chef de Cuisine yang artinya orang yang memimpin di dapur. Secara garis besar, ia bertanggungjawab mengatur sistem masak memasak di dapur. Mulai dari membuat menu, persiapan memasak, proses memasak sampai ke penyajian makanan. Karena mempunyai tugas yang berbeda-beda, chef dibagi menjadi beberapa jenis.

Lima diantaranya adalah:

  1. Head Chef. Menjadi penanggungjawab penuh atas senua kegiatan di dapur dan maju saat menerima kritikan pelanggan.
  2. Sous Chef. Wakil atau asisten head chef yang bertugas menyusun jadwal dan menggantikan head chef apabila berhalangan hadir.
  3. Expediter / Announcer (Aboyeur). Bertugas sebagai finishing touch dan mengantarkan makanan ke pelanggan.

  4. Saucier. Bertugas untuk mengolah makanan dengan teknik tumis-tumisan atau saus pelengkap.
  5. Pattissier / Pastry Chef. Kalian pasti bisa menebak apa tugas dari chef satu ini. Yap! Pastry chef mempunyai keahlian dalam mengolah baked food, pastries, dan dessert.

Game Memasak untuk Anak-anak

Bermain game bisa menjadi salah satu cara untuk mengetahui minat anak. Nah, sebagai website sekolah kuliner, culinaryschools.org juga menawarkan permainan anak-anak bertema memasak loh.

Ada lebih dari 100 game bertema memasak yang bisa parents mainkan bersama anak secara online. Parents cukup akses halaman culinaryschools.org/kids-games/.

Ada 3 kategori permainan yang mereka tawarkan:

  1. Food education game
  2. Serving eaters
  3. other fun food game

Aku dan Gendis biasa menghabiskan waktu bersama di studio di rumah kami. Karena tidak ada smart TV di rumah, biasanya aku mengajak Gendis menonton dan menyanyi bersama di studio ini.

Jadi walaupun Gendis belum genap 1 tahun, tapi dia cukup familiar dengan komputer. Aku pun mengajak Gendis untuk melihat aku memainkan beberapa game di situs ini.

The Boiled Egg

the boiled eggTelur adalah makanan favoritku. Sampai suamiku bingung: kamu nggak bosen makan telur setiap hari? Nggak dong. Karena satu bahan makanan ini dapat dikreasikan menjadi berbagai masakan. Seperti telur dadar, telur mata sapi, opor telur, telur balado, telur bumbu Bali, dan sebagai bahan untuk membuat berbagai olahan kue lezat.

Jadi tak salah kalau permainan pertama yang aku mainkan di kids game culinaryschools.org adalah The Boiled Egg.

Permainan ini bisa dikatakan sederhana tapi juga membutuhkan fokus. Di mana terdapat 6 panci untuk merebus telur. Pada awal permainan, hanya satu panci yang beroperasi merebus telur. Kita harus menjaga besar api agar tetap di warna hijau. Setelah telur matang, maka panaci berikutnya terbuka. Jadi ada dua panci yang beroperasi merebus telur. Hingga semua panci terbuka. Kita harus cekatan dalam menjaga semua besar api diseluruh panci. Jangan sampai ada yang overcook. Kalau tidak, kita akan kehilangan satu dari tiga kesempatan yang diberikan.

Serasa Koki Profesional Bermain Cake Design

jadi koki profesional cake design

Permainan kedua yang aku mainkan adalah Cake Design. Sebelum menikah, aku suka sekali membuat roti. Bahkan aku juga sempat berjualan roti dan meraup untung.

Selain membuat roti, aku juga suka mendekorasinya. Bahkan saat suamiku ulang tahun, aku membuat kue ulang tahun dan mendekorasinya sendiri. Oh iya, bulan depan Gendis akan berulang tahun yang pertama. Aku sudah mempersiapkan desain kue ulang tahun yang nanti akan aku buat.

Nah permain Cake Design ini mengajak kita membuat desaign kue sesuai dengan permintaan pelanggan. Mulai dari memilih bentuk kue, selai, dan bagaimanan hiasannya. Oh iya, jangan lupa ada batas waktu yang harus diperhatikan saat membuat permintaan pelanggan. Jangan sampai pelanggan kita marah dan memberikan review yang buruk.

Layanan Kesehatan

kalori terbakarApa yang kita makan, akan menentukan bagaimana tubuh kita berfungsi. Mungkin hal inilah yang membuat website culinaryschools.org juga menyediakan beberapa layanan kesehatan. Seperti pengukuran berat ideal dan penghitung kalori yang terbakar saat olahraga.

Karena satu bulan terakhir ini aku sedang diet dan aktif olahraga, jadi aku mencoba mengukur kalori terbakar dengan memasukkan tinggi badan, berat, usia, dan jenis olahraga.

Penutup

Membersamai tumbuh kembang anak bukan sekadar merawat dan memberi makan. Tapi juga mendukung aktivitas positif yang bisa mengasah bakat dan minat anak.

Sebagai orangtua baru, aku dan suami selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Gendis. Kami sedang bisa membersamai tumbuh kembang Gendis dan melihat bagaimana ia tumbuh dari hari ke hari. Jika suatu saat ia memang ingin menjadi seorang chef profesional, maka kami akan memberikan dukungan penuh. Siapa tau ia bisa mewujudkan mimpiku untuk melakukan perjalanan yang lebih jauh menyusuri bumi Tuhan melebihi perjalanan yang pernah aku dan suami lalui.

Lilpjourney Seorang travel blogger Indonesia yang suka jalan-jalan menyusuri keindahan alam berbalut adat dengan aroma secangkir kopi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *